REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari semua sahabat Nabi Muhammad SAW, Nuaiman bin Amr bin Rafa'ah, adalah sosok yang masyhur akan sifat-sifatnya yang kreatif dan jenaka.
Beberapa kali, Rasul SAW terhibur akan kreativitas sahabat beliau ini. Bahkan, pernah pula beliau sendiri yang menjadi sasaran canda lelaki asli Madinah itu.
Cerita kali ini berkenaan dengan keisengan yang pernah dilakukan sosok ashabul Badr itu terhadap kawannya sendiri. Pada suatu ketika, Nuaiman bin Amr turut serta dalam rombongan kafilah dagang yang dipimpin Abu Bakar ash-Shiddiq.
Arak-arakan ini bergerak dari Madinah menuju Negeri Syam. Setelah meminta izin kepada Nabi SAW, maka berangkatlah mereka semua.
Perjalanan yang panjang dan melelahkan itu ditempuh dengan penuh kesabaran dan kehatihatian. Mereka hampir tiba di titik tujuan. Pada siang itu, Abu Bakar memutuskan untuk mengistirahatkan timnya di dekat sebuah oasis.
Kemudian, ayahanda ummul mu`minin Aisyah itu mengabarkan kepada seorang sahabat yang menyertainya, yakni Suwaibith bin Harmalah.
Abu Bakar hendak pergi sejenak ke pasar terdekat dari sumber mata air itu sebab, dirinya akan membeli berbagai kebutuhan pokok dan mengecek harga-harga komoditas lokal. Oleh Abu Bakar, Suwaibith diminta untuk menjaga kereta yang berisi penuh makanan. Permintaan itu pun disanggupi.
Selang beberapa lama, Suwaibith melihat seorang anggota rombongan mendekatinya. Dia adalah Nuaiman bin Amr. Lelaki dari kalangan Anshar itu tampak amat letih dan lemas. “Wahai Suwaibith, apa yang engkau lakukan di depan kereta perbekalan kita ini? Dan, di manakah Abu Bakar?” tanya Nuaiman.
“Beliau pergi sebentar ke pasar dekat dari sini. Dan aku ditugaskan olehnya menjaga kereta ini,” jawab Suwaibith. “Kalau begitu, berikanlah kepadaku sepotong roti dari perbekalan kita. Sungguh, aku sangat lapar, pinta Nuaiman. Tidak boleh! Aku harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Abu Bakar, pemimpin rombongan kita,” tegas Ibnu Harmalah.
Berkali-kali Nuaiman meminta, tetapi permintaannya itu selalu ditolak. “Sungguh, engkau akan kuberikan pelajaran, katanya. Aku tidak takut!” ucap Suwaibith kepada Nuaiman yang kemudian pergi menjauhinya.
Ternyata, diam-diam Nu'aiman pergi ke pasar. Tujuannya bukan mencari Abu Bakar, melainkan sekumpulan pedagang yang biasa membeli budak.