Kamis 28 Nov 2024 13:52 WIB

Pilkada di Puncak Jaya: Kotak Suara Dicuri, Puluhan Rumah Dibakar

Sedikitnya 94 orang terluka akibat bentrokan.

Dua polisi melihat rumah yang dilahap si jago merah, pasca pertikaian massa pendukung paslon Bupati dan Wabup Puncak Jaya nomor urut 1, 2 dan 3, di Mulia, Puncak Jaya, Papua. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Dua polisi melihat rumah yang dilahap si jago merah, pasca pertikaian massa pendukung paslon Bupati dan Wabup Puncak Jaya nomor urut 1, 2 dan 3, di Mulia, Puncak Jaya, Papua. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kericuhan mewarnai pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Rabu (27/11/2024). Pertikaian pendukung para calon jadi penyebabnya.

Kapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin mengatakan tidak ada korban meninggal dalam pertikaian antarpendukung pasangan calon (paslon) di Kabupaten Puncak Jaya, pada saat Pilkada 2024 di daerah itu.

Baca Juga

"Tidak ada yang meninggal, namun dari laporan yang diterima terungkap tiga orang dievakuasi ke Jayapura untuk mendapat penanganan medis lebih baik," kata Irjen Pol Patrige dalam keterangan diterima Antara di Jayapura, Rabu. 

Kendati tidak ada yang meninggal, namun  sekitar 40 rumah dibakar dan 94 orang terluka akibat pertikaian antar pendukung tersebut.  Menurut kepolisian,  pertikaian antarpendukung paslon di Kabupaten Puncak Jaya sudah terjadi sejak pengambilan nomor urut yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Puncak Jaya. "Bahkan,  Rabu pagi(27/11) dilaporkan salah satu pendukung calon bupati dan wakil bupati membawa kabur kotak suara hingga menimbulkan aksi saling serang, "kata Patrige.

Surat suara yang dibawa kabur salah satu Paslon itu untuk Kampung Birak Ambut, Wuyukwi, Pepera, Towogi, dan Kampung Wuyuneri. Demikian juga untuk dua kelurahan yakni Kelurahan Pagaleme dan Wuyukwi, jelas Kapolda Irjen Pol Patrige Renwarin.

Kapolda mengatakan, saat ini sedang dilakukan komunikasi dengan kedua calon kepala daerah bersama KPU dan Bawaslu agar aksi saling serang tidak makin meluas. Kapolres Puncak Jaya dan jajarannya hingga Rabu (27/11)malam berupaya agar pertikaian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, mengatakan Kabupaten Puncak Jaya merupakan salah satu kabupaten yang melaksanakan pemilu menggunakan sistem noken. Dengan sistem ini, satu suku mewakilkan suara mereka kepada kepala suku masing-masing. 

Ignatius menyebutkan para pendukung yang membawa kabur kotak suara itu juga mengancam anggota KPU setempat karena saat melakukan aksinya para pendukung membawa alat perang tradisional. "Para pendukung sempat mengancam dengan membawa alat perang tradisional seperti panah dan lainnya, sehingga komisioner KPU Puncak Jaya ketakutan dan mereka langsung membawa kabur kotak tersebut," kata Kombes Benny.

Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya diikuti dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, yakni pasangan Yuni Wonda – Mus Kogoya dan pasangan Miren Kogoya – Mendi Wonorengga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement