REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demografi peternak sapi perah yang saat ini didominasi usia 50 tahun ke atas menunjukkan kurangnya jumlah peternak sapi perah usia muda. Pun kemampuan produksi susu nasional hanya mencapai sejuta ton per tahun. Angka itu tidak sebanding dengan kebutuhan nasional saat ini di kisaran 4,7 juta ton per tahun.
Selain itu, pemahaman dan pemberdayaan alat peternakan untuk pengelolaan sapi perah yang baik dan sesuai standar juga dinilai masih minim. Berbagai tantangan itu mendapat perhatian besar dari PT Frisian Flag Indonesia (FFI). Melalui Dairy Development Program (DDP) yang bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi susu segar domestik, FFI pun berusaha memberdayakan peternak sapi perah lokal, khususnya peternak muda.
"Regenerasi adalah aspek penting dalam mewujudkan industri peternakan sapi perah yang sustainable. Kita perlu memberikan perspektif baru tentang profesi peternak sapi perah kenapa orang-orang muda," ucap Corporate Affairs Director PT FFI, Andrew F Saputro dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Upaya untuk meningkatkan minat peternak sapi perah muda telah digelontorkan pertama kali pada 2016 lewat program Young Farmer Academy (YFA) yang merupakan bagian dari program 10 tahun FDOV. Program itu mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Belanda melalui kemitraan publik dan swasta dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Belanda.
Menurut Andrew, program tersebut sudah diikuti lebih 150 peserta, yang sebagian peternak sapi perah dari beberapa daerah di Pulau Jawa. Pada 2023, FFI kembali menggelar program regenerasi peternak muda bernama Young Progressive Farmer Academy (YPFA).
Melalui rangkaian seleksi yang ketat dari 150 partisipan, ada 12 peternak muda yang terpilih yang mendapat kesempatan untuk melakukan studi banding ke Belanda untuk mempelajari lebih lanjut mengenai bisnis peternakan sapi perah. YPFA juga menekankan prinsip keberlanjutan untuk meningkatkan jumlah peternak sapi perah muda yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan industri susu segar nasional.
"Dengan semangat 'Nourishing Indonesia to Progress', kami menjalankan program ini dengan mempromosikan peternakan sapi perah sebagai peluang bisnis yang menguntungkan lewat edukasi dan mentorship yang intensif, serta mendorong praktik inovasi dan penerapan teknik peternakan modern yang dapat bertahan di masa mendatang," ucap Andrew.
Melalui program edukasi dan mentorship, para peternak muda dibekali manajemen peternakan, kesehatan hewan, hingga teknik peternakan modern. "Dengan kolaborasi bersama para ahli, termasuk kesempatan studi banding ke Belanda, kami yakin para peternak muda Indonesia dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan diri mereka untuk menjawab tantangan regenerasi di sektor peternakan sapi perah," ujar Andrew.
Pemenang program YPFA, Rumini, membagikan ceritanya tentang manfaat dari pembekalan dan mentorship intensif dari FFI, "Saya belajar banyak dari para mentor, dan terutama dari pengalaman langsung bertemu dengan para peternak Belanda. Program ini mendorong saya untuk terus berinovasi dan tidak takut mencoba hal baru," ucapnya.