Kamis 05 Dec 2024 03:05 WIB

Meta Klaim AI Cuma Sumbang 1 Persen Konten Disinformasi Pemilu, Justru Tuduh X ‘Sarangnya’

Meta mengeklaim AI memiliki dampak minim di Facebook, Instagram, dan Threads.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Logo meta (ilustrasi). Meta mengklaim AI memiliki dampak yang minim di Facebook, Instagram, dan Threads terkait pemilu.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Logo meta (ilustrasi). Meta mengklaim AI memiliki dampak yang minim di Facebook, Instagram, dan Threads terkait pemilu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada awal 2024, muncul kekhawatiran tentang bagaimana AI generatif dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan propaganda dan disinformasi selama pemilihan umum. Namun kini, Meta mengeklaim kekhawatiran itu tidak terbukti, setidaknya di platformnya.

Raksasa teknologi tersebut mengatakan AI memiliki dampak yang minim di Facebook, Instagram, dan Threads. Meta menyebut temuan ini berdasarkan pada konten seputar pemilihan umum di AS, Bangladesh, Indonesia, India, Pakistan, Parlemen Uni Eropa, Prancis, Inggris, Afrika Selatan, Meksiko, dan Brasil. Selama periode pemilu, penilaian terhadap konten AI terkait politik, pemilu dan isu sosial lainnya hanya mewakili kurang dari 1 persen dari semua misinformasi.

Baca Juga

“Meskipun ada beberapa kasus penggunaan AI yang dikonfirmasi atau dicurigai terkait propaganda dan misinformasi, namun angkanya tetap rendah. Kebijakan serta proses yang kami terapkan juga terbukti dapat mengurangi risiko terkait konten AI generatif,” demikian kata Meta dalam sebuah pernyataan, dilansir Tech Crunch, Kamis (5/12/2024).

Meta juga mencatat generator gambar Imagine AI miliknya menolak 590 ribu permintaan untuk membuat gambar Presiden terpilih AS Donald Trump, Wakil Presiden terpilih AS JD Vance, Kamala Harris, dan Joe Biden pada bulan menjelang hari pemilihan. Penolakan ini dilakukan untuk mencegah pihak tidak bertanggung jawab membuat deepfake terkait pemilu.

Perusahaan juga menemukan bahwa penggunaan jaringan terkoordinasi yang mencoba menyebarkan propaganda atau disinformasi hanya memberikan dampak kecil terhadap produktivitas dan jumlah konten yang dihasilkan. Meta menegaskan penggunaan AI tidak menghalangi kemampuannya untuk menindak kampanye pengaruh terselubung.

Raksasa teknologi ini juga mengungkapkan bahwa mereka telah menghapus sekitar 20 operasi pengaruh terselubung di seluruh dunia untuk mencegah campur tangan asing dalam pemilu. Meta mengatakan sebagian besar jaringan yang diganggu tidak memiliki audiens yang otentik dan bahwa beberapa di antaranya menggunakan pengikut dan like palsu untuk terlihat lebih populer daripada yang sebenarnya.

Meta kemudian menuduh platform lain seperti X dan Telegram, sebagai “sarang” bagi video palsu terkait pemilu AS yang terkait dengan operasi pengaruh berbasis di Rusia. Berdasarkan pada apa yang kami pelajari selama setahun terakhir, kami akan terus meninjau kebijakan kami dan mengumumkan perubahan apa pun dalam beberapa bulan ke depan,” kata Meta.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement