Kamis 05 Dec 2024 13:42 WIB

BKKBN Siapkan Gerakan Orang Tua Asuh untuk Cegah Stunting di Karawang

Edukasi merupakan salah satu bagian terpenting dalam mencegah kasus stunting.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji berdialog dengan sejumlah remaja di Posyandu Dusun Kaum, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).
Foto: Bayu Adji Prihammanda/Republika
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji berdialog dengan sejumlah remaja di Posyandu Dusun Kaum, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji melakukan kunjungan ke Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Rabu (4/12/2024). Kunjungan itu dilakukan sebagai rangkaian peluncuran (launching) Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) untuk 1 juta anak Indonesia yang akan dilaksanakan pada Kamis (5/4/2024).

Wihaji mengatakan, pihaknya sengaja memilih Kabupaten Karawang sebagai tempat peluncuran program Genting. Menurut dia, Kabupaten Karawang yang berada dekat dengan Jakarta sekaligus kawasan industri merupakan tempat yang cocok untuk meluncurkan program Genting.

Baca Juga

"Hari ini kami cek dulu lansia, karena memang ada yang menjadi kewajiban kita, yaitu lansia," kata dia di Kabupaten Karawang, Rabu (4/12/2024).

Selain mengunjungi rumah sejumlah lansia, Wihaji juga sempat berdialog dengan sejumlah remaja di Desa Mulyasari. Dalam dialog itu, Wihaji menyampaikan pentingnya untuk mempersiapkan diri bagi remaja sebelum memutuskan untuk memulai rumah tangga.

Ia menjelaskan, edukasi merupakan salah satu bagian terpenting dalam mencegah kasus stunting. Dengan memberikan edukasi kepada para remaja, diharapkan mereka dapat mempersiapkan diri sebelum memutuskan untuk menikah dan mempunyai anak, sehingga anak-anak yang dilahirkan nantinya tidak mengalami stunting.

Wihaji menambahkan, pihaknya juga akan berupaya untuk melakukan intervensi terhadap para keluarga berisiko stunting (KRS). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat program Genting.

"Tadi kami sudah punya data by name by address yang nanti kami siapkan orang tua asuhnya. Hari ini kami minta teman-teman untuk melihat siapa yang akan kami treatment dan kami carikan orang tua asuh," ujar Wihaji.

Ia menjelaskan, dalam program Genting, pihaknya akan menyiapkan empat menu makanan untuk orang tua asuh, yang bisa perorangan, korporasi, maupun BUMN. Para orang tua asuh itu akan menyiapkan makanan bagi ibu hamil untuk 1.000 hari pertama kehidupan anaknya.

Selain itu, orang tua asuh juga bisa menyumbangkan air bersih kepada keluarga berisiko stunting. Tak hanya itu, orang tua asuh juga dapat melakukan berbagai program lainnya untuk mencegah terjadinya stunting terhadap anak, seperti membangun sanitasi dan sebagainya.

Sementara pihak yang berencana menjadi orang tua asuh, tapi tak memiliki biaya, BKKBN juga menyiapkan menu edukasi. Artinya, orang tua asuh dapat melakukan edukasi kepada warga terkait cara untuk mencegah stunting.

Menurut Wihaji, pihaknya akan memastikan data KRS benar-benar tepat di lapangan. Dengan begitu, para orang tua asuh nantinya juga akan dengan mudah menyalurkan menu yang telah disiapkan.

"Kami cek betul, kami turun ke lapangan. Perintah Pak Presiden, jangan banyak diskusi, jangan banyak seminar, jangan banyak lokakarya. Turun ke lapangan, selesaikan masalah," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement