Senin 16 Dec 2024 08:58 WIB

Otoritas Palestina Serang Brigade Jenin, Pejuang Tolak Serahkan Senjata

Tindakan Otoritas Palestina memicu ketegangan di internal mereka.

Pejuang bersenjata Palestina Brigade Jenin (Ilustrasi)
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Pejuang bersenjata Palestina Brigade Jenin (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Bentrokan atara kelompok perlawanan di Tepi Barat dan pasukan keamanan Otoritas Palestina kembali terjadi di kamp pengungsi Jenin pada Ahad (15/12/2024).  Juru bicara Batalyon Jenin – bagian dari Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam – menuduh pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) berusaha melenyapkan perlawanan di Jenin dan kamp mereka di Tepi Barat utara. 

Dalam wawancara dengan Aljazirah, komandan tersebut menekankan bahwa fokus kelompok tersebut tetap pada perlawanan terhadap penjajah Israel. Mereka pun menolak segala upaya untuk melucuti senjata. Mereka menyebut upaya tersebut sia-sia. “Tidak seorang pun dapat melucuti senjata perlawanan di Jenin kecuali Tuhan semesta alam,” katanya. 

Baca Juga

Juru bicara tersebut menegaskan kembali dukungannya terhadap penegakan hukum tetapi bertanya-tanya: “Di mana hukum selama serangan tentara pendudukan (Israel) di kota-kota dan desa-desa di Tepi Barat?” Pada  Ahad, media Palestina melaporkan bentrokan baru antara kelompok Perlawanan dan pasukan keamanan PA di kamp pengungsi Jenin. Seorang anggota senior Batalyon Jenin mengkritik PA karena berupaya menguasai kamp tersebut dengan menyasar warga sipil alih-alih menghadapi Perlawanan secara langsung.

Sabtu menjadi puncak dari apa yang disebut operasi Otoritas Palestina ‘Melindungi Tanah Air’. Operasi tersebut berujung pada tewasnya Yazid Ja’ayseh, pemimpin Batalyon Jenin, dan seorang anak berusia 13 tahun.

Tindakan ini telah memicu ketegangan di internal Palestina. Perlawanan menolak inisiatif yang dipimpin PA yang menuntut para pejuang menyerahkan senjata mereka. Sebaliknya, mereka meminta PA untuk melindungi warga Palestina dari pasukan Israel dan pemukim bersenjata.

Kekerasan di kamp Jenin dimulai awal bulan ini setelah PA menahan Ibrahim Tubasi dan Imad Abu al-Haija, yang mendorong pasukan perlawanan untuk menyita kendaraan PA guna menuntut pembebasan mereka.

PA menolak tuntutan ini. Mereka menegaskan kembali niatnya untuk membongkar infrastruktur Perlawanan dan menyita senjata, yang ditentang keras oleh para pemimpin Perlawanan.

 

sumber : Palestine Chronicle
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement