Kamis 26 Dec 2024 10:33 WIB

38 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Azerbaijan, Menabrak Burung atau Ditembak?

Muncul beragam spekulasi terkait penyebab kecelakaan pesawat tersebut.

Puing Pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines yang jatuh di dekat Bandara Aktau, Kazakhstan, Rabu (25/12/2024). 38 orang tewas dalam kecelakaan pesawat tersebut.
Foto: The Administration of Mangystau
Puing Pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines yang jatuh di dekat Bandara Aktau, Kazakhstan, Rabu (25/12/2024). 38 orang tewas dalam kecelakaan pesawat tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Sedikitnya 38 orang tewas dalam kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines (AZAL) di dekat Kota Aktau, Kazakhstan, pada Rabu (25/12/2024). Wakil Perdana Menteri Kazakhstan Kanat Bozumbayev menyampaikan pada konferensi pers di Aktau bahwa 38 orang meninggal dunia dan 29 lainnya berhasil diselamatkan.

Menurut pernyataan AZAL melalui Telegram, pesawat Embraer 190 yang membawa 62 penumpang dan lima awak tersebut jatuh di lokasi sekitar tiga kilometer dari Aktau. Pesawat tersebut sedang berada dalam perjalanan dari ibu kota Azerbaijan, Baku, menuju Grozny di Republik Chechnya, Rusia. Maskapai itu kemudian menghentikan penerbangan antara Baku dan Grozny, serta penerbangan antara Baku dan Makhachkala, ibu kota Republik Dagestan di Rusia.

Baca Juga

Kementerian Tanggap Darurat Kazakhstan dalam pernyataannya menyebutkan bahwa 52 personel dan 11 unit peralatan dikerahkan ke lokasi kecelakaan, tempat pesawat tersebut sempat terbakar. Kementerian tersebut juga menyatakan jumlah personel yang dikerahkan untuk operasi pencarian dan penyelamatan kemudian ditambah menjadi 150 orang dengan dukungan 45 unit peralatan.

Sebelumnya saat konferensi pers di Baku, Kanan Zeynalov, juru bicara Kejaksaan Agung Azerbaijan, menyatakan bahwa 32 orang selamat dalam insiden itu.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, yang mempercepat kunjungan ke Kota St Petersburg, Rusia, mengumumkan dalam pertemuan dengan pejabat pemerintah bahwa sebuah komisi telah dibentuk untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut. Melalui sebuah dekret, Aliyev juga menetapkan 26 Desember sebagai hari berkabung nasional.

"Penyebab kecelakaan ini belum diketahui. Ada berbagai teori, tetapi saya yakin terlalu dini untuk membahasnya. Hal ini harus diselidiki secara menyeluruh," ujar Aliyev melalui pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Azerbaijan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memerintahkan investigasi dilakukan dengan dipimpin oleh Bozumbayev atas insiden itu, serta pengiriman tim medis dari Ibu Kota Astana untuk membantu para korban yang selamat.

AZAL menyampaikan kepada kantor berita negara Azerbaijan, Azertac, serta Badan Transportasi Udara Federal Rusia bahwa temuan awal menunjukkan tabrakan dengan burung sebagai penyebab kecelakaan.

Media Rusia melaporkan bahwa pesawat tidak dapat mendarat di Grozny karena serangan drone Ukraina. Pilot kemudian mengalihkan penerbangan ke Kota Makhachkala, tetapi kondisi kabut memaksa pilot meminta izin mendarat di Aktau.

Kemudian pada Rabu, Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Andriy Kovalenko menyampaikan di Telegram bahwa pesawat tersebut diduga ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia.

"Rusia seharusnya menutup wilayah udara di Grozny, tetapi tidak melakukannya. Pesawat tersebut rusak oleh Rusia dan diarahkan ke Kazakhstan alih-alih melakukan pendaratan darurat di Grozny untuk menyelamatkan nyawa para penumpang," kata Kovalenko.

Penyebab jatuhnya pesawat di Azerbaizan masih terus diselidiki. Apakah dipicu karena faktor cuaca buruk, masalah mesin, serangan burung, atau terkena tembakan buntut dari perang Rusia-Ukraina? Investigasi dilakukan termasuk soal lubang-lubang yang ditemukan di badan pesawat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement