Kamis 02 Jan 2025 11:47 WIB

Dugaan Kelalaian Picu Kecelakaan Maut, Polisi Geledah Jeju Air dan Bandara Muan

Sebanyak 174 jasad dari 179 korban meninggal Jeju Air telah diidentifikasi.

Rep: Yonhap/Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang turis berjalan di samping kantor Jeju Air (ilustrasi). Polisi Korea Selatan pada Kamis menggeledah Bandara Internasional Muan, kantor Jeju Air, dan lokasi lainnya terkait kecelakaan maut.
Foto: AP Photo/Chatkla Samnaingjam
Seorang turis berjalan di samping kantor Jeju Air (ilustrasi). Polisi Korea Selatan pada Kamis menggeledah Bandara Internasional Muan, kantor Jeju Air, dan lokasi lainnya terkait kecelakaan maut.

REPUBLIKA.CO.ID, MUAN -- Kepolisian Korea Selatan pada Kamis (2/1/2025) menggeledah sejumlah lokasi terkait investigasi kecelakaan maut pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan yang menewaskan 179 orang. Lokasi-lokasi yang digeledah meliputi Bandara Internasional Muan, kantor pusat Jeju Air, dan beberapa lokasi lainnya yang dianggap relevan dengan penyelidikan.

Surat perintah penggeledahan dikeluarkan atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian, kata para pejabat kepolisian. Polisi Provinsi Jeonnam melakukan operasi penggeledahan dan penyitaan di bandara yang terletak di barat daya Korea Selatan, kantor pusat Jeju Air di Seoul, dan kantor Muan dari Kantor Regional Penerbangan Busan, menurut pejabat terkait.

Baca Juga

Pada Ahad (29/12/2024), pesawat penumpang Jeju Air yang terbang dari Bangkok menabrak dinding luar Bandara Internasional Muan saat melakukan pendaratan perut, menyebabkan 179 dari 181 orang di dalam pesawat tewas. Adapun pada Rabu (1/1/2025), jasad 174 dari 179 korban jiwa kecelakaan pesawat Jeju Air di Muan, Korea Selatan, telah berhasil diidentifikasi, demikian dilaporkan kementerian setempat.

Melalui taklimat kepada keluarga korban di Bandara Internasional Muan, yang terletak 288 kilometer di selatan Seoul, pejabat Kementerian Agraria, Infrastruktur, dan Transportasi menyatakan masih memeriksa identitas lima korban lainnya. "Dari 32 orang yang gagal diidentifikasi melalui sidik jari, kami berhasil mengidentifikasi 17 di antaranya lewat tes DNA tahap pertama, dan 10 lagi teridentifikasi melalui tes DNA tahap kedua," kata kementerian tersebut.

"Kami masih memastikan identitas lima korban lainnya karena ada inkonsistensi pada DNA mereka," kata kementerian itu lagi. Empat dari jenazah yang teridentifikasi tersebut sudah diserahkan kepada keluarga masing-masing, dan prosesi pemakaman telah dimulai di kampung halaman masing-masing korban.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement