Kamis 09 Jan 2025 23:21 WIB

Parlemen Lebanon Pilih Panglima AD Joseph Aoun Sebagai Presiden Baru

Pemilihan tersebut mengakhiri dua tahun kekosongan politik di Lebanon.

Dalam foto yang dirilis oleh situs resmi Angkatan Darat Lebanon ini, Panglima Angkatan Darat Lebanon Jenderal Joseph Aoun, kanan, bertemu dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, di kementerian pertahanan, di Beirut, Lebanon, Selasa, 6 Juli 2021. Qatar diam-diam memperluas pengaruhnya di Lebanon.
Foto: Lebanese Army Website via AP
Dalam foto yang dirilis oleh situs resmi Angkatan Darat Lebanon ini, Panglima Angkatan Darat Lebanon Jenderal Joseph Aoun, kanan, bertemu dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, di kementerian pertahanan, di Beirut, Lebanon, Selasa, 6 Juli 2021. Qatar diam-diam memperluas pengaruhnya di Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Parlemen Lebanon memilih Panglima Angkatan Darat (AD) Joseph Aoun sebagai presiden pada Kamis (9/1/2025). Pemilihan tersebut mengakhiri dua tahun kekosongan politik di negara tersebut.

Menurut reporter Anadolu, Aoun memenangkan sebanyak 99 suara selama putaran kedua pemungutan suara di parlemen yang memiliki 128 kursi anggota. Putaran pertama pemungutan suara gagal memilih presiden karena Aoun hanya memperoleh 71 suara sementara 37 anggota parlemen memberikan suara abstain.

Baca Juga

Seorang kandidat diketahui memerlukan dua pertiga suara, atau 86 anggota parlemen, untuk bisa lolos tahap pertama. Mayoritas mutlak diperlukan pada putaran berikutnya atau tahap kedua.

Sidang parlemen pada Kamis dihadiri oleh beberapa diplomat asing, termasuk utusan khusus Prancis JeanYves Le Druan dan duta besar komite Quint (Mesir, Prancis, AS, Qatar dan Arab Saudi) yang menindaklanjuti isu kekosongan presiden di Lebanon.

Sebelumnya, kursi presiden tetap kosong selama lebih dari dua tahun sejak kepergian Michel Aoun pada 2022, ketika lanskap politik dan keamanan Lebanon terkena dampak signifikan akibat meningkatnya konflik dengan Israel. Menurut Konstitusi Lebanon, presiden harus seorang Kristen Maronit, perdana menteri harus seorang Muslim Sunni, dan ketua parlemen harus seorang Muslim Syiah. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement