REPUBLIKA.CO.ID, Beberapa pesohor menyuarakan kampanye di media sosial agar warga dunia mendonasikan sebagian hartanya untuk korban kebakaran di Los Angeles, Amerika Serikat. Mereka beranggapan jika bencana di Los Angeles merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak perlu memandang latar belakang bangsa dan agamanya.
Di sisi lain, banyak yang bersuara jika tragedi di Gaza, Palestina, lebih membutuhkan perhatian. Untuk itu, khususnya bagi kaum Muslimin, selayaknya lebih memilih untuk menyalurkan bantuannya bagi umat Islam di Gaza.
Mengenai sikap Muslim yang memilih untuk berdonasi terhadap korban kebakaran di Los Angeles ketimbang ke Gaza, Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Miftahul Huda mengatakan, bangsa Palestina lebih berhak untuk dibantu.
"Rumah mereka (warga Palestina) dihancurleburkan sehingga tidak ada lagi tempat berteduh dari kepanasan dan kehujanan, tidak ada lagi tempat bernaung dari panasnya siang dan dinginnya malam," kata Kiai Miftahul Huda kepada Republika, Rabu (15/1/2025)
Kiai Miftahul Huda mengatakan, bangunan dan fasilitas umum rakyat Palestina diratakan dengan bumi oleh Israel yang dibantu Amerika. Karena itu, tidak ada lagi tempat layanan pendidikan, kesehatan, dan layanan pokok lainnya.
Di Palestina, Kiai Miftahul Huda mengungkapkan, ribuan orang tua banyak yang kehilangan anak-anak, dan anak-anak banyak yang menjadi yatim piatu. Mereka lebih berhak untuk dibantu, mereka butuh makan, butuh minum, butuh obat, butuh darah, butuh semua kebutuhan pokok.
Dia mengatakan, perbuatan zalim sekecil apapun adalah perbuatan dosa yang dilarang oleh agama apapun, baik itu dilakukan oleh Muslim maupun non Muslim."Apa yang dilakukan oleh Amerika yang mendukung Israel dalam agresi dan penjajahan atas Palestina adalah hal kezaliman besar," kata Kiai Miftahul Huda kepada Republika, Rabu (15/1/2025).
Kiai Miftahul Huda mengutip Firman Allah SWT yang menegaskan bahwa Allah SWT membenci kezaliman. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُوَفِّيْهِمْ اُجُوْرَهُمْ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
Wa ammal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti fa yuwaffīhim ujūrahum, wallāhu lā yuḥibbuẓ-ẓālimīn(a).