Rabu 29 Jan 2025 14:38 WIB

World Bank: Jangan Terburu-buru Menanggapi Kebijakan Trump

Pembuat kebijakan sebaiknya menunggu hingga kebijakan Trump benar-benar diterapkan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Donald Trump mengucapkan sumpah jabatan saat dilantik sebagai presiden Amerika Serikat ke-47 oleh Ketua Hakim John Roberts pada Pelantikan Presiden ke-60 di Rotunda US Capitol, Washington, Senin (20/1/2025) waktu setempat.
Foto: AP Photo/Morry Gash
Donald Trump mengucapkan sumpah jabatan saat dilantik sebagai presiden Amerika Serikat ke-47 oleh Ketua Hakim John Roberts pada Pelantikan Presiden ke-60 di Rotunda US Capitol, Washington, Senin (20/1/2025) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Bank Dunia Ajay Banga mengingatkan para pemimpin dunia agar tidak buru-buru merespons kebijakan yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia menekankan pentingnya bersikap tenang dan menyiapkan argumen yang kuat.  

"Satu-satunya saran saya untuk semua orang adalah jangan terlalu terburu-buru dalam merespons atau menilai," ujar Banga dalam wawancara dengan Reuters di sela-sela Mission 300 Africa Energy Summit di Dar Es Salaam, Tanzania, dikutip Rabu (29/1/2025).  

Baca Juga

Menurutnya, pembuat kebijakan sebaiknya menunggu hingga kebijakan benar-benar diterapkan sebelum bereaksi.  

"Saya pernah berurusan dengan Trump di masa lalu. Dia adalah orang yang sangat praktis, memahami angka, memahami daya tawar, dan memahami keuntungan. Anda harus mendatanginya dan menjelaskan apa yang bisa Anda tawarkan," tambahnya.  

Sementara itu, Amerika Serikat dan Kolombia berhasil menghindari perang dagang setelah Gedung Putih mengumumkan bahwa Kolombia setuju menerima pesawat militer yang membawa migran yang dideportasi. Sebelumnya, Washington sempat berencana menaikkan tarif impor dari Kolombia secara drastis, memberlakukan larangan perjalanan, serta mencabut visa pejabat pemerintah Kolombia. Namun, rencana ini kini ditunda.  

Banga juga mengakui bahwa pembatasan perjalanan yang diterapkan pemerintahan Trump dapat berdampak pada Bank Dunia.  "Jika visa mereka tidak berlaku, itu menjadi masalah," katanya.  

Ia juga menanggapi perintah stop-work dari Departemen Luar Negeri AS yang menghentikan seluruh bantuan luar negeri, baik yang sedang berjalan maupun yang baru direncanakan. Namun, ia menegaskan sejauh ini Bank Dunia belum terkena dampak karena sistemnya berbeda dari bantuan bilateral.  

Terkait kebijakan bekerja di kantor, Banga menyatakan, Bank Dunia tetap menerapkan aturan kerja empat hari dalam seminggu.  

"Saya mengharapkan karyawan Bank Dunia untuk kembali bekerja di kantor empat hari dalam seminggu. Tidak ada rencana untuk meningkatkan menjadi lima hari," jelasnya.  

Kebijakan ini berbeda dengan keputusan Trump yang mewajibkan pegawai federal AS bekerja di kantor lima hari dalam sepekan.  

Dengan banyaknya perubahan kebijakan di bawah pemerintahan Trump, Bank Dunia dan pemimpin global diimbau untuk tidak bereaksi secara tergesa-gesa sebelum melihat bagaimana kebijakan-kebijakan tersebut benar-benar dijalankan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement