REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (31/1) mengatakan bahwa AS "pasti" akan mengenakan tarif pada Uni Eropa (EU). Trump juga menyiapkan perintah tarif tinggi untuk barang dari Meksiko, Kanada, dan China.
Berbicara kepada wartawan di Ruang Oval, Trump mengatakan blok negara-negara Eropa tersebut telah memperlakukan AS dengan sangat buruk. "Apakah saya akan mengenakan tarif pada Uni Eropa? Apakah Anda menginginkan jawaban yang jujur, atau haruskah saya memberi Anda jawaban politis? Pasti, pasti," kata Trump menanggapi pertanyaan tentang apakah dia akan mengenakan tarif.
Ketika ditanya apakah dia khawatir tentang reaksi pasar terhadap tarif, Trump berkata, "Tidak, tidak. Kata tarif adalah kata yang sangat disalahpahami. Anda pernah mendengar saya mengatakannya, saya mengatakannya dengan bercanda, tetapi itu adalah salah satu kata terindah dalam kamus, sungguh."
"Kami telah dimanfaatkan karena orang lain telah mengenakan PPN kepada kami Sebagai contoh, Uni Eropa mengenakan biaya kepada kami sebesar 20 persen ditambah, ditambah pajak PPN, yang disebut pajak PPN, sangat mirip, dan itu menghabiskan banyak uang kami. Kami diperlakukan dengan sangat buruk," katanya.
"Mereka tidak mengambil mobil kami, mereka tidak mengambil produk pertanian kami, pada dasarnya, mereka tidak mengambil apa pun," ujar Trump melanjutkan.
"Dan kami memiliki defisit yang sangat besar dengan Uni Eropa. Jadi, kami akan melakukan sesuatu yang sangat substansial dengan Uni Eropa. Kami akan menaikkan level ke tingkat yang seharusnya," tambahnya.
Ancaman tarif terhadap EU muncul satu hari sebelum dia akan mengenakan tarif pada Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang utama AS, dan China. Tarif mulai berlaku pada Sabtu (1/2/2025), termasuk bea masuk sebesar 25 persen untuk semua barang dari Kanada dan Meksiko, serta denda sebesar 10 persen untuk impor dari China.
"Tidak, bukan itu... kita punya defisit (perdagangan) yang besar dengan, seperti yang Anda ketahui, dengan ketiga negara tersebut," katanya.
Menurut Gedung Putih, hal tersebut dikenakan "untuk fentanil ilegal yang telah mereka berikan dan izinkan untuk didistribusikan ke negara kami."
Namun, untuk minyak Kanada, Trump mengatakan dia mungkin akan sedikit mengurangi tarif untuk itu. "Kami pikir kami akan menurunkannya menjadi 10 persen untuk minyak," katanya.
Langkah Trump diperkirakan akan memicu tarif balasan, yang berpotensi mengganggu perdagangan dua arah AS senilai lebih dari 2,1 triliun dolar AS per tahun dengan tiga mitra dagang utamanya.
Kanada telah menyusun target terperinci untuk pembalasan tarif langsung, termasuk bea masuk atas jus jeruk Florida, kata seorang sumber yang mengetahui rencana tersebut.
Kanada memiliki daftar target yang lebih luas yang dapat mencapai impor AS senilai 103 miliar dolar AS, tetapi akan mengadakan konsultasi publik sebelum bertindak, kata sumber tersebut.
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum juga mengancam akan melakukan pembalasan, tetapi mengatakan dia akan "menunggu dengan kepala dingin" keputusan tarif Trump dan siap untuk melanjutkan dialog perbatasan dengannya.
China lebih berhati-hati tentang rencana pembalasannya, tetapi telah berjanji untuk menanggapi guna mempertahankan kepentingan perdagangannya.
China dengan tegas menentang bea masuk baru Trump, kata juru bicara kedutaan besar Beijing di Washington. "Tidak ada pemenang dalam perang dagang atau perang tarif, yang tidak melayani kepentingan kedua belah pihak maupun dunia," katanya.