Selasa 04 Mar 2025 08:29 WIB

Banjir di Cisarua Bogor, Enam Jembatan Putus, Kementerian PU Sarankan Ini

Warga diimbau untuk tidak tinggal di bantaran Sungai.

Kondisi rumah di bantaran sungai Ciliwung yang terdampak banjir bandang  di Kampung Pensiunan, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/3/2025). BPBD Kabupaten Bogor, Jawa Barat mencatat sebanyak 423 jiwa di Kampung Pensiunan tersebut terdampak bencana banjir akibat luapan Sungai Ciliwung.
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Kondisi rumah di bantaran sungai Ciliwung yang terdampak banjir bandang di Kampung Pensiunan, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/3/2025). BPBD Kabupaten Bogor, Jawa Barat mencatat sebanyak 423 jiwa di Kampung Pensiunan tersebut terdampak bencana banjir akibat luapan Sungai Ciliwung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti mengungkapkan langkah-langkah penanganan pascabanjir Sungai Ciliwung di wilayah Cisarua, Bogor.

Menurut Diana, langkah-langkah penanganan pascabanjir Sungai Ciliwung di wilayah Cisarua ini harus segera dilakukan dengan berkoordinasi lintas sektoral bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun Pemerintah Kabupaten Bogor, termasuk upaya relokasi warga yang tinggal di badan sungai.

Baca Juga

"Terdapat enam jembatan yang putus. Saya juga mengimbau dalam membangun jembatan yang menyeberangi aliran air/sungai, harus terlebih dahulu mendapat rekomendasi teknis dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU. Saya lihat sungai-sungai ini terhalang oleh konstruksi jembatan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ia menyampaikan prihatin atas bencana banjir yang menimpa masyarakat karena hujan deras yang cukup tinggi mengakibatkan banjir bandang dan kerusakan jembatan sebagai akses warga. "Pertama-tama saya mengucapkan prihatin kepada masyarakat yang terdampak bencana, baik yang masih di pengungsian atau pun yang sudah pulang ke rumah," katanya.

Diana juga mengimbau kepada warga untuk tidak tinggal di bantaran sungai karena akan mempersempit badan sungai.

"Saya melihat bahwa sungai yang dulunya lebar, sekarang menjadi sempit karena banyak sekali rumah-rumah di bantaran sungai. Air itu tentunya mencari jalannya sendiri, sehingga harapan saya jangan dihuni," ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement
Advertisement