Ahad 09 Mar 2025 06:48 WIB

Israel Bombardir Rafah di Tengah Gencatan Senjata, Tiga Orang Syahid

Houthi memberi tenggat waktu Israel hingga Jumat untuk membiarkan bantuan masuk.

Warga Palestina berbuka puasa bersama diantara reruntuhan rumah dan bangunan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Sabtu (1/3/2025). Pasca gencatan senjata, warga Palestina menjalani bulan suci Ramadhan dengan lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Meski hidup ditengah kondisi kota yang hancur, namun pada Ramadhan tahun ini warga Palestina di Gaza bisa melakukan buka puasa dan ibadah Ramadhan bersama dengan tenang.
Foto: REUTERS/Hatem Khaled
Warga Palestina berbuka puasa bersama diantara reruntuhan rumah dan bangunan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Sabtu (1/3/2025). Pasca gencatan senjata, warga Palestina menjalani bulan suci Ramadhan dengan lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Meski hidup ditengah kondisi kota yang hancur, namun pada Ramadhan tahun ini warga Palestina di Gaza bisa melakukan buka puasa dan ibadah Ramadhan bersama dengan tenang.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Setidaknya tiga warga Palestina dilaporkan syahid saat tank-tank Israel bersama drone-drone penjajah memborbardir sekelompok orang di Rafah.

Serangan pesawat drone penjajah tersebut menargetkan warga sipil Palestina di sebelah timur Rafah di Jalur Gaza selatan, menewaskan dua orang, Al-Jazeera melaporkan.

Baca Juga

Pada Sabtu pagi, warga Palestina ketiga dilaporkan tewas oleh pasukan pendudukan Israel di lingkungan Al-Tannour, juga sebelah timur Rafah. Daerah tersebut telah menjadi target intensif serangan Israel dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, tank-tank Israel telah gencar melepaskan tembakan  di sekitar persimpangan Rafah, titik penting bagi bantuan kemanusiaan dan pergerakan di Jalur Gaza selatan. Situasi di lapangan tetap tegang karena pengeboman terus berlanjut di berbagai bagian daerah kantong tersebut.

Pada saat yang sama, Israel telah menutup persimpangan Karam Abu Salem (Kerem Shalom) selama tujuh hari berturut-turut, yang semakin memperdalam krisis kemanusiaan.

Penutupan tersebut terjadi di tengah negosiasi gencatan senjata yang terhenti antara Hamas dan Israel, tanpa ada terobosan segera yang terlihat.

Blokade yang terus berlanjut telah berdampak parah pada kondisi kemanusiaan Gaza yang sudah mengerikan.

Program Pangan Dunia telah memperingatkan bahwa stok makanan yang tersisa hanya akan bertahan kurang dari dua pekan.Akibatnya, organisasi tersebut mengatakan akan segera terpaksa mengurangi jatah makanan untuk menjangkau sebanyak mungkin keluarga Palestina, yang memperburuk kerawanan pangan di wilayah yang terkepung tersebut.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement