REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaderisasi bagi sebuah lembaga pendidikan Islam, wabilkhusus pondok pesantren dan perguruan tinggi Islam adalah sebuah keniscayaan. Dalam rangka bergerak dan menggerakkan. Terus tumbuh dan berbuah. Kaderisasi menjadi upaya yang mutlak harus dilaksanakan.
Universitas Darunnajah sebagai perguruan tinggi Islam berbasis pesantren telah melakukan kaderisasi secara baik. Salah satu bentuk kaderisasi tersebut adalah dengan memberikan kesempatan kepada para kader untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Yaitu pendidikan strata tiga program Dakwah dan Manajemen Islam di Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Program ini adalah ijtihad Universitas Darunnajah, bekerjasama dengan USIM
Fajar Suryono dan Muhamad Towil Akhirudin, keduanya kader Darunnajah yang diberikan kesempatan melanjutkan pendidikan tersebut. Adapula kader-kader pesantren se Indonesia lainnya, yang berjumlah 7 orang. Pesantren Darunnajah Jakarta, pesantren Tazakka Batang Jawa Tengah, pesantren Cahaya Al Qur'an Dumai Riau, pesantren Al Imtinan Putri Indragiri Riau, dan pesantren Al Kautsar Riau.
Program ini akan berlangsung selama kurang lebih 3 tahun. Di mana para mahasiswa S3 akan melaksanakan perkuliahan tatap muka selama 28 hari. Dengan mata kuliah metodologi penelitian dan mata kuliah analisis data. Yang kemudian dilanjutkan dengan riset tentang pesantren di Indonesia. Hal ini beririsan dengan upaya Universitas Darunnajah untuk mengembangkan Manajemen Pesantren di Indonesia, bahkan di dunia Islam secara internasional.
Berawal dari proses pendaftaran pada tanggal 15 April 2025, dilanjutkan dengan perkuliahan hingga tanggal 10 Mei 2025. Tidak pula di tengah-tengah perkuliahan, agenda silaturahmi pada tokoh-tokoh Islam di Malaysia juga akan dilakukan.