Rabu 21 May 2025 15:23 WIB

Dahsyatnya Kalimat Hasbunallah Wa Ni'mal Wakil’ Saat Israel Bumi Hanguskan Gaza

Israel terus lakukan serangan intensif Gaza.

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Warga Palestina melihat kerusakan pasca serangan udara tentara Israel di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Senin, 28 April 2025.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina melihat kerusakan pasca serangan udara tentara Israel di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Senin, 28 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Pusat Persatuan Ulama Muslim Internasional (International Union of Muslim Scholars/ IUMS), Habib Salim Segaf Al-Jufri mengungkapkan kisah dan makna dibalik kalimat 'Hasbunallah Wanikmal Wakil' yang selalu diucapkan rakyat Gaza, Palestina.

Habib Salim Al-Jufri mengatakan, masalah Palestina berpuluh-puluh tahun selalu berbicara tentang perundingan, perundingan dan perundingan.

Baca Juga

Sebelum 7 Oktober 2023, para pejuang Palestina melakukan survei di lapangan terutama di Gaza.

"Kalian siap dengan perundingan atau muqawamah (perlawanan)? Pilihannya apa? 85 persen ke atas (rakyat Palestina) siap melakukan perlawanan," kata Habib Salim Al-Jufri saat Silaturrahim Nasional Ulama Indonesia Bela Palestina bertema Mengokohkan Peran Ulama Indonesia Dalam Perjuangan Palestina dan Baitul Maqdis di Jakarta, akhir pekan lalu.

Habib Salim Al-Jufri menerangkan, artinya konsekuensi dari perlawanan sudah diketahui rakyat Palestina.

Mereka sudah paham konsekuensinya. Sama seperti konsekuensi di zaman Nabi Muhammad SAW ketika seseorang mengatakan Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah.

Bangsa Arab ketika mengucapkan Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah, mereka tahu konsekuensinya. Sama seperti di Gaza saat diminta memilih perundingan atau perlawanan. Jawaban rakyat Gaza, lebih dari 85 persen memilih perlawanan.

"Itulah dengan izin Allah sampai sekarang ini hampir 80 mungkin mendekati 90 persen, Gaza dihancurkan (oleh Israel), masyarakatnya (Gaza) tetap mengatakan Hasbunallah Wanikmal Wakil," ujar Habib Salim Al-Jufri.

Habib Salim Al-Jufri menerangkan bahwa bagi rakyat Gaza, ketika 15 bulan telah berlangsung peperangan. Maka rakyat Gaza kembali dari selatan ke kampung halamannya di utara, mereka merasa 15 bulan adalah 15 tahun.

"Sekarang tetap mereka (rakyat Gaza) diusir (oleh Israel), tapi mereka (rakyat Gaza) mengatakan kalau syahid ya kita syahid di rumah kita," ujarnya.

BACA JUGA: Perang India VS Pakistan Memang Berhenti, tetapi Kebencian Terhadap Muslim tak Padam

Habib Salim Al-Jufri mengisahkan bahwa suatu ketika para pejuang Palestina melepaskan salah satu tawanan yang punya dua warga negara yakni Israel dan Amerika. Tapi ternyata kalau anak-anak di Gaza ditanya apakah ada negara Israel, mereka menjawab tidak ada.

"Ini anak-anak usia 7 tahun, 8 tahun ditanya ada tidak negara Israel? Jawabannya tidak ada karena mereka tahu ini (Palestina) negeri dia," jelas Habib Salim Al-Jufri.

Habib Salim Al-Jufri mengatakan, kalau melihat peta Palestina sebelum tahun 1950, hanya ada negara Palestina, tidak ada negara lain di sana.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement