Senin 26 May 2025 07:31 WIB

Limpahan Berkah Qurban dalam Kehidupan

Ibadah kurban dapat meningkatkan rasa kepedulian terhadap saudara seiman.

Kurban (Ilustrasi)
Foto: Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Kurban (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah qurban bukan saja manifestasi iman yang menenteramkan hati, tetapi juga memberikan limpahan berkah (tambahan kebaikan) yang luar biasa dalam kehidupan nyata.

Perhatikan bagaimana hewan qurban menjangkau titik-titik nun jauh di sana: mulai dari masyarakat pesisir, pedalaman, terpencil, hingga tapal batas negara. Bagi mereka, mendapatkan daging qurban adalah "keajaiban".

Baca Juga

Pada Idul Adha lalu, seorang dai di bibir sungai Suliliran di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, berkata dengan suara yang mengindikasikan menahan haru begitu kuat dalam dada, "Bagi kami memakan daging adalah kemewahan."

Pengakuan yang menandakan bahwa mereka bisa menyembelih hewan qurban di Hari Raya Idul Adha adalah hal luar biasa.

Setelah ucapan itu, untaian kalimat doa, terima kasih, mengalir begitu deras dari lisannya. Sebuah notifikasi penting bagi kita, qurban yang sampai ke desa mereka benar-benar menjadi kebahagiaan yang tak terlukiskan.

Dalam kata yang lain, kaum Muslimin yang merelakan hewan kurbannya sampai ke pelosok negeri tidak saja telah beribadah dengan baik, tetapi juga merawat, menguatkan, dan meneguhkan tali persaudaraan dalam iman kepada sesama Muslim yang selain tempatnya jauh, kita pun tak saling kenal dengan mereka.

Sebaliknya, Rasulullah SAW memberikan kecaman kuat terhadap orang yang punya kelapangan rezeki tetapi tidak mau berqurban.

“Barangsiapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami.” (HR Imam Ahmad dan Ibnu Majah).

Artinya, Rasulullah SAW sangat ingin umat Islam ini benar-benar menyiapkan diri dalam berkurban. Karena keberkahan ibadah kurban bukan semata soal diri telah menyembelih hewan berupa sapi atau domba, tetapi juga tentang bagaimana saudara kita seiman---yang jauh, yang fakir, yang miskin, yang yatim, yang kita tidak kenal, yang tidak pernah makan daging dalam setahun---bisa tersenyum bahagia, merasakan kebesaran Allah SWT di Hari Raya Idul Adha.

Dalam Alquran surah al-Ma'un, Allah SWT menerangkan bahwa dusta iman seseorang jika ia tidak peduli anak yatim, apalagi sampai menyakiti hatinya, berbuat zalim dan menahan haknya.

Dusta pula iman seseorang yang ia tidak mau dan tidak pula mendorong orang lain mau berbagi, memberi makan orang miskin memperhatikan kesejahteraan anak yatim.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Hikmah Republika oleh Imam Nawawi
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement