REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Pasukan UNIFIL dilaporkan mendapat serangan pada Kamis (10/7/2025) di Kota Aitat, selatan Sungai Litani. Para penyerang mengklaim bahwa patroli tersebut telah memasuki wilayah Wadi Jilou tanpa dikawal oleh unit Tentara Lebanon.
Menurut rekaman yang diambil oleh saksi mata, sekelompok orang menghalangi jalan patroli, menuntut agar patroli tersebut kembali dengan pengawalan Tentara Lebanon. Patroli tersebut dilaporkan menolak untuk kembali, yang menyebabkan konfrontasi langsung dilansir dari laman Arab News.
Sebagai tanggapan, personel UNIFIL melemparkan granat asap dan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Serangan ini dilaporkan merupakan operasi terbaru dari serangkaian serangan yang menargetkan pasukan UNIFIL dan dilakukan oleh warga sipil di wilayah pertahanan. Insiden-insiden ini bertujuan untuk mencegah pasukan penjaga perdamaian PBB memasuki properti pribadi untuk melakukan inspeksi, sebuah komponen kunci dari mandat resmi mereka.
Pembaruan terbaru misi UNIFIL di Lebanon selatan mencakup amandemen yang memberikan pasukan tersebut kebebasan bergerak yang lebih besar di dalam wilayah operasinya, berkoordinasi dengan Tentara Lebanon.
Ketegangan memuncak pada Kamis, ketika seorang penduduk kota Hallousiyeh–Deir Qanoun an-Naher memukul seorang tentara UNIFIL saat berpatroli. Insiden ini dikecam keras oleh para pemimpin politik, dan penyelidikan yudisial pun diluncurkan.
Lihat postingan ini di Instagram