REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie menekankan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan kunci reformasi dalam menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
Melalui keterangan di Jakarta, Kamis, Stella menyampaikan bahwa reformasi birokrasi adalah landasan kemajuan bangsa, dimana negara-negara, seperti Korea Selatan dan Jepang bisa melesat maju bukan hanya karena teknologinya, tetapi karena kualitas birokrasi dan etos kerja ASN mereka.
"Bagaimana ASN-nya bekerja, itu jadi salah satu yang membuat Korea Selatan melesat, sama halnya dengan Jepang. Plan rasional hanya bisa berhasil kalau ASN-nya kompak dan bertanggung jawab melaksanakan tugasnya," katanya.
Stella menekankan birokrasi harus berani mengevaluasi dan menyempurnakan kebijakan secara terus-menerus, yang diperkuat dengan penguasaan enam keterampilan utama bagi ASN masa kini.
Pakar psikologi kognitif itu menyebutkan, di antaranya adalah kemampuan untuk berpikir secara iteratif, yaitu terus-menerus menyempurnakan kebijakan melalui pembelajaran dari pelaksanaan sebelumnya.
"Kedua, literasi data agar ASN mampu mengambil keputusan berdasarkan informasi yang valid dan terukur," lanjutnya.
Ketiga, kata Stella, orientasi pada pengguna, yakni kemampuan memahami kebutuhan dan pengalaman masyarakat sebagai penerima layanan publik, dan keempat, rasa ingin tahu yang tinggi sebagai landasan untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
Kelima, keterampilan komunikasi naratif atau storytelling agar kebijakan yang dibuat dapat disampaikan secara persuasif dan mudah dipahami oleh publik, dan terakhir, kesadaran akan pentingnya perubahan internal (urgency for internal change), yaitu keberanian dan keinginan untuk membenahi birokrasi dari dalam demi menciptakan layanan publik yang lebih baik.