Selasa 19 Aug 2025 06:43 WIB

Kuota Haji Tambahan Dinilai Perlu Lebih Transparan

Waktu tunggu haji reguler hingga puluhan tahun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah haji mengikuti acara penyambutan jamaah saat tiba di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (12/6/2025). Sebanyak 393 jamaah haji kloter pertama embarkasi JKG tiba di Indonesia dan mengikuti penyambutan kepulangan jamaah melaksanakan ibadah haji di Asrama Haji Pondok Gede.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Jamaah haji mengikuti acara penyambutan jamaah saat tiba di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (12/6/2025). Sebanyak 393 jamaah haji kloter pertama embarkasi JKG tiba di Indonesia dan mengikuti penyambutan kepulangan jamaah melaksanakan ibadah haji di Asrama Haji Pondok Gede.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bendahara Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Abdul Wahid meminta penentuan kuota tambahan haji lebih transparan. Ia menilai penentuan tambahan kuota haji dari Arab Saudi sering kali tidak melalui pembahasan bersama DPR.

“Ini seperti yang terjadi pada 2024, dimana Pemerintah Arab Saudi memberikan tambahan kuota 20 ribu jamaah kepada Indonesia,” kata Wahid dalam keterangan, Senin (18/8/2025).

Baca Juga

Pemerintah Arab Saudi memberikan kuota 221 ribu jamaah kepada Indonesia pada penyelenggaraan haji 2025. Kuota tersebut kemudian dibagi 203.320 untuk jamaah reguler dan 17.680 untuk haji khusus.

Komposisi ini mengacu pada Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yang menetapkan 92 persen untuk jalur reguler dan delapan persen untuk Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

Menurut Wahid, tambahan kuota biasanya diberikan setelah rapat pemerintah dengan Komisi VIII DPR selesai. “Misalnya pada 2024 itu pemerintah memutuskannya, pakai keputusan menteri,” kata Wahid.

Terkait biaya, BPIH 2025 ditetapkan sebesar Rp 89.410.258,79 atau turun Rp 4.000.027,21 dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 93.410.286. Dari jumlah itu, jamaah hanya diwajibkan membayar Rp 55.431.750,78.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement