Sabtu 23 Aug 2025 19:05 WIB

Alasan Anggia Kharisma Konsisten Bikin Film Bertema Keluarga, dari 'Nussa' Hingga ‘Panggil Aku Ayah’

Menurut Anggia, isu keluarga adalah hal yang universal.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Jajaran filmmaker dan pemain film Panggil Aku Ayah dalam konferensi pers di Epicentrum, Jakarta, Rabu (30/7/2025).
Foto: Dok. Republika/Gumanti Awaliyah
Jajaran filmmaker dan pemain film Panggil Aku Ayah dalam konferensi pers di Epicentrum, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Produser film serta Chief Content Officer Visinema Studios Anggia Kharisma kembali menghadirkan karya yang sarat makna lewat film terbarunya, Panggil Aku Ayah. Konsisten dengan visi kreatifnya, Anggia terus mengangkat isu keluarga terutama dinamika relasi antara ayah dan anak sebagai fondasi cerita yang relevan dengan banyak orang Indonesia.

Setelah sukses membangun resonansi emosional melalui Nussa dan Jumbo yang menyoroti nilai-nilai keluarga dari perspektif anak, kini Anggia menyoroti sisi lain yakni bagaimana menjadi seorang ayah bukan hanya soal status, tetapi juga tentang keberanian hadir secara utuh bagi anak. Menurutnya di Visinema Studios, cerita yang dihadirkan berangkat dari hati, punya konflik nyata, emosinya bisa dirasakan, karakternya terasa dekat dengan masyarakat. Panggil Aku Ayah misalnya, diharapkan bisa jadi percakapan tentang arti keluarga sesungguhnya. Begitu juga NKCTHI yang mengajak penonton berdialog tentang hubungan antar anggota keluarga.

Baca Juga

"Sejak awal saya percaya, isu keluarga adalah hal yang universal, tapi sering kali kita jarang membicarakannya dengan jujur di ruang publik. Melalui film, saya ingin membuka ruang dialog itu. Panggil Aku Ayah adalah refleksi tentang arti menjadi orang tua, tentang kasih sayang, sekaligus tentang perjalanan menemukan kembali hubungan yang sempat hilang serta bagaimana memeluk duka yang pernah ada," kata Anggia dalam keterangan tertulis, dikutip pada Sabtu (23/8/2025).

Film Panggil Aku Ayah tak sekadar menghadirkan drama keluarga, tapi juga menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih luas. Ia berharap, film ini dapat menjadi cermin sekaligus bahan refleksi bagi para penonton tentang pentingnya peran ayah dalam pembentukan karakter dan rasa aman anak.

Dengan visual yang hangat, cerita yang membumi, serta karakter yang dengan kehidupan sehari-hari, Panggil Aku Ayah diyakini akan meninggalkan kesan mendalam bagi penonton lintas generasi. "Cerita keluarga selalu relevan karena menyangkut pengalaman kita semua. Lewat film, saya ingin mengingatkan bahwa hadirnya figur ayah bukan hanya penting bagi anak, tetapi juga bagi keberlanjutan nilai-nilai di sebuah keluarga," kata Anggia.

Film Panggil Aku Ayah hingga saat ini masih tayang di bioskop. Sejak tayang perdana pada 7 Agustus 2025, film arahan Benni Setiawan ini berhasil ditonton lebih dari 718 ribu orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement