Ahad 24 Aug 2025 17:45 WIB

AHY: Infrastruktur Berkelanjutan Kunci Transisi Energi dan Ekonomi Hijau

Infrastruktur yang berkelanjutan menjadi kunci transisi energi dan ekonomi hijau.

Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan infrastruktur yang berkelanjutan menjadi kunci dari transisi energi dan ekonomi hijau.

“Masa depan harus dibangun di atas infrastruktur yang berkelanjutan. Infrastruktur yang tidak hanya tangguh dan efisien, tetapi juga rendah karbon, tahan iklim dan inklusif,” kata Menko AHY dalam PYC International Energy Conference 2025 di Jakarta, Sabtu (23/8/2025).

Baca Juga

“Infrastruktur yang memberdayakan masyarakat kita dan menjadi jangkar transisi menuju ekonomi hijau,” ujar dia menambahkan.

Namun, ia menilai visi ini hadir dengan tantangan yang mendesak. AHY mencatat bahwa pada tahun 2024, pangsa energi terbarukan Indonesia baru mencapai 14 persen, masih kurang dari target 23 persen untuk tahun 2025.

Di satu sisi, ia mengatakan 99,83 persen penduduk Indonesia kini memiliki akses listrik, tapi kualitasnya masih belum merata.

“Rumah tangga masih mengalami pemadaman listrik lebih dari lima jam setiap tahun dan beberapa kali gangguan layanan,” ujar AHY.

“Produktivitas listrik masih rendah, berkontribusi kurang dari 2 persen terhadap pertumbuhan PDB. Sementara itu, subsidi energi (juga) memberikan tekanan pada anggaran nasional kita. Angka-angka ini bukan sekadar data, melainkan ajakan untuk bertindak,” imbuhnya.

Ia menegaskan transisi energi bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah kebutuhan ekonomi, sosial dan geopolitik.

Menko AHY mengakui bahwa pendanaan terkait transisi energi menjadi menantang saat ini, sehingga membutuhkan perpaduan instrumen yang strategis.

“Singkatnya, kita membutuhkan arsitektur keuangan baru yang mengubah ambisi iklim menjadi kenyataan yang dapat diinvestasikan,” ujar AHY.

Ia melanjutkan pemerintah Indonesia melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari perencanaan infrastruktur dan investasi publik.

Sejumlah kemajuan pun terjadi di berbagai sektor mulai dari transportasi, maritim, hingga perumahan yang terintegrasi.

"Pendekatan terpadu ini menegaskan prinsip penting bahwa transisi energi dan infrastruktur berkelanjutan harus berkembang bersama. Keduanya harus saling memperkuat untuk memastikan pertumbuhan ekonomi kita tumbuh, alih-alih mengikis lingkungan kita," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement