Selasa 02 Sep 2025 18:56 WIB

Maudy Ayunda Tulis Surat Terbuka Suarakan 17+8 Tuntutan Rakyat

Maudy berharap suara rakyat tidak hanya didengar, tetapi juga diwujudkan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Artis Maudy Ayunda. Maudy menyuarakan keresahan atas situasi sosial politik saat ini, serta menyerukan aksi nyata yang berpihak pada rakyat.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Artis Maudy Ayunda. Maudy menyuarakan keresahan atas situasi sosial politik saat ini, serta menyerukan aksi nyata yang berpihak pada rakyat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi sekaligus aktris Maudy Ayunda menyampaikan surat terbuka kepada para pemimpin Indonesia melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Dalam surat tersebut, Maudy menyuarakan keresahan atas situasi sosial politik saat ini, serta menyerukan aksi nyata yang berpihak pada rakyat.

Maudy mengawali pesannya dengan menyinggung buku Pedagogy of the Oppressed karya Paulo Freire yang baru saja ia baca. Menurutnya, isi buku tersebut terasa relevan dengan kondisi Indonesia saat ini.

Baca Juga

"Ironis dan miris rasanya, saya merasa seolah buku itu sedang menulis tentang kenyataan kita," kata Maudy dalam unggahannya, dikutip Selasa (2/9/2025).

Maudy juga mengutip pemikiran Paulo Freire tentang perubahan sejati yang lahir dari praxis, yakni perpaduan antara refleksi dan aksi kolektif. la menilai bahwa apa yang terjadi belakangan ini di tengah masyarakat merupakan bentuk nyata dari praxis tersebut yaitu kesadaran kolektif yang berujung pada suara-suara kritis yang tak bisa lagi diabaikan.

Lebih lanjut Maudy menyampaikan harapan agar suara rakyat tidak hanya didengar, tetapi juga diwujudkan dalam bentuk langkah konkret. "Kami mohon, jangan hanya dibaca atau didengar. Tapi diwujudkan dalam langkah nyata: transparan, bisa jadi pegangan, dan memberi akuntabilitas yang jelas bagi kita semua," kata Maudy.

la juga mengingatkan para pemimpin untuk tidak menganggap remeh rakyat yang bersuara, serta mengajak mereka untuk memilih empati dan aksi nyata. "Tolong, jangan anggap remeh rakyat. Pilih empati, bukan keserakahan. Pilih tindakan nyata, bukan sekadar pura-pura mendengarkan. Pilih untuk berubah, meskipun itu sulit," kata dia.

Kemudian dia juga membagikan postingan tentang 17+8 tuntutan rakyat. Ini merujuk pada 17 tuntutan mendesak dan 8 tuntutan reformasi total yang diajukan kepada Presiden Prabowo Subianto, DPR, TNI dan Polri, yang mencakup isu-isu seperti transparansi anggaran, reformasi peradilan, pembebasan demonstran, penuntasan kasus kekerasan HAM, dan perbaikan kinerja anggota dewan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Maudy Ayunda (@maudyayunda)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement