Sabtu 20 Sep 2025 06:30 WIB

Sebanyak 70 Persen Pipa Berusia Puluhan Tahun, PAM Jaya: Rawan Kebocoran

Kerugian akibat kebocoran air di Jakarta ditaksir capai Rp1 triliun per tahun.

Rep: Bayu Adji P / Red: Gita Amanda
Pemprov Jakarta menargetkan layanan air perpipaan mencapai 100 persen pada 2029. (ilustrasi)
Foto: Antara/HO-PAM Jaya
Pemprov Jakarta menargetkan layanan air perpipaan mencapai 100 persen pada 2029. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menargetkan layanan air perpipaan mencapai 100 persen pada 2029. Namun, terdapat sejumlah tantangan untuk memenuhi target itu, salah satunya jaringan perpipaan PAM Jaya yang sudah menua.

Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan usia jaringan pipa yang menua menjadi salah satu pekerjaan berat yang harus dibenahi. Saat ini, sebanyak 70 persen pipa PAM Jaya berusia 25 hingga 40 tahun.

Baca Juga

“Sebagian besar bukan food grade, rawan kebocoran, dan memicu tingginya non-revenue water (NRW). Akibat kebocoran itu, kerugian diperkirakan mencapai Rp1 triliun per tahun,” kata Arief di Balai Kota Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Untuk menutup celah itu, PAM Jaya berupaya mempercepat inovasi. Salah satunya dengan menyiapkan empat instalasi pengolahan air (IPA) baru di Semanan, Muara Karang, Condet, dan Kanal Banjir Barat 2. Selain itu, PAM Jaya juga menggunakan teknologi water purifier agar air perpipaan tetap layak minum meski melewati pipa lama.

“Air perpipaan PAM hanya Rp1 per liter, sangat murah dibanding air kemasan. Kami ingin masyarakat beralih,” ujarnya.

Arief menambahkan, pihaknya juga melakukan transformasi digital dengan meluncurkan super apps yang menerapkan smart water meter digital pada 49 ribu pelanggan. Tak hanya itu, PAM Jaya juga membangun mobil laboratorium mikrobiologi untuk uji kualitas air secara cepat di lapangan.

“PAM Jaya tidak mengambil air tanah, hanya mengolah air permukaan. Kami bekerja siang malam untuk mengakhiri ketergantungan warga pada air galon dan gerobak. Target 2029 harus tercapai,” tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Firdaus Ali, mengatakan cakupan layanan air perpipaan di Jakarta masih relatif rendah. Secara nasional, cakupan air perpipaan baru 20 persen, sedangkan di Jakarta sendiri masih di bawah 50 persen. “Pipanya ada, tapi airnya sering tidak mengalir,” katanya.

Firdaus juga menyoroti tingginya tingkat kebocoran air atau NRW di Jakarta, yang mencapai 45–47 persen. Angka itu disebutnya sebagai salah satu yang terburuk di dunia bagi kota dengan populasi di atas lima juta jiwa.

“Tantangan PAM Jaya tidak ringan, memperluas layanan sekaligus menekan kebocoran masif ini,” ujar Firdaus.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement