Senin 22 Sep 2025 08:56 WIB

Psikolog Ingatkan Bahaya Doomscrolling, Bikin Otak Cepat Lelah dan Rentan Stres

Selain meningkatkan kecemasan, doomscrolling juga bisa mengganggu aktivitas.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Doomscrolling (ilustrasi). Kebiasaan doomscrolling atau terus-menerus mencari dan mengonsumsi konten dan informasi negatif di media sosial, dinilai membuat seseorang lebih rentan mengalami stres.
Foto: www.freepik.com
Doomscrolling (ilustrasi). Kebiasaan doomscrolling atau terus-menerus mencari dan mengonsumsi konten dan informasi negatif di media sosial, dinilai membuat seseorang lebih rentan mengalami stres.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan doomscrolling atau terus-menerus mencari dan mengonsumsi konten dan informasi negatif di media sosial, dinilai membuat seseorang lebih rentan mengalami stres. Hal ini diungkap oleh pakar psikologi dari Universitas Airlangga, Atika Dian Ariana.

Menurut Atika, doomscrolling merupakan perilaku kompulsif yang muncul sebagai respons terhadap kecemasan akan situasi yang tidak pasti. Meski tampak seperti cara untuk bertahan, kebiasaan ini justru memperburuk kondisi mental.

Baca Juga

"Doomscrolling ini semacam dorongan untuk menyelamatkan diri. Dengan mencari informasi, manusia merasa bisa mengendalikan hal-hal yang negatif atau mengancam," kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (22/9/2025).

Namun, Atika menegaskan bahwa terus-menerus terpapar informasi negatif justru mengganggu fungsi kognitif dan emosional seseorang. Akibatnya, individu menjadi lebih mudah cemas, stres, hingga mengalami kelelahan secara fisik dan mental.

"Scrolling itu bukan aktivitas yang betul-betul memberikan solusi. Dalam situasi yang tidak menentu, seperti pandemi atau kerusuhan, kita tidak tahu kapan akan berakhir, sehingga sulit dikendalikan," kata dia.

Selain meningkatkan kecemasan, doomscrolling juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena menurunnya fokus dan energi akibat tekanan mental yang berkepanjangan. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berdampak serius terhadap kesehatan secara keseluruhan.

Untuk mengatasi hal tersebut, Atika menyarankan agar masyarakat meningkatkan literasi media dengan lebih selektif dalam memilih informasi dan sumber berita. la juga menekankan pentingnya membatasi paparan media dan mengalihkan perhatian ke aktivitas yang lebih positif seperti berolahraga, memasak, membersihkan rumah, menekuni hobi, atau kegiatan spiritual.

"Ada hal-hal yang bisa kita kendalikan, tapi ada juga yang harus kita kembalikan kepada Tuhan. Kalau kita bisa menyeimbangkan berbagai aspek itu, kita bisa berfungsi secara penuh sebagai manusia sekaligus mengelola emosì dengan lebih baik," kata dia.

Atika juga mengingatkan, jika cara-cara tersebut tidak cukup membantu, mencari bantuan dari orang terdekat atau profesional merupakan langkah penting yang tak perlu ditunda. "Dibandingkan doomscrolling, lebih baik kita alihkan ke aktivitas produktif. Dan kalau sudah merasa tidak tertolong, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional," kata Atika.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement