Kamis 25 Sep 2025 17:55 WIB

Dino Djalal: Pidato Presiden Prabowo di PBB Langkah Tepat

Indonesia bersedia mengakui Israel jika lebih dulu Palestina merdeka langkah tepat.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal di Istana Negara, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal di Istana Negara, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menyambut baik pernyataan Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum PBB, New York, Selasa (23/92/2025). Dia sependapat dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara dalam konflik Palestina-Israel.

Dino menyebut, sikap Presiden Prabowo, yang menyatakan Indonesia bersedia mengakui Israel jika lebih dulu mengakui kemerdekaan Palestina, sebagai langkah diplomatik yang tepat. Sikap Presiden Prabowo juga sejalan dengan para pendahulu.

Baca Juga

"Pernyataan ini penting karena disampaikan langsung oleh Presiden di forum PBB. Mudah-mudahan ini jadi momentum baru bagi upaya mewujudkan solusi dua negara," kata Dino di Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Menurut mantan juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut, solusi dua negara (two-state solution) merupakan opsi paling realistis untuk menghadirkan negara Palestina yang merdeka. Jika Palestina merdeka maka mereka bisa hidup berdampingan secara damai dengan Israel.

Dino juga mendukung komitmen Presiden Prabowo untuk meningkatkan kontribusi Indonesia dalam misi perdamaian PBB, termasuk rencana mengirim hingga 20 ribu personel TNI dan membantu pembiayaannya. Personel TNI itu nantinya ditempatkan di wilayah perbatasan Palestina dan Ukraina.

"Ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam mendukung perdamaian global, termasuk soal pendanaan yang kerap menjadi kendala utama," ujar mantan wakil menteri luar negeri (wamenlu) tersebut.

Dino juga menyoroti pernyataan Presiden Prabowo soal pentingnya rekonsiliasi antarketurunan Abraham. Menurut dia, seruan tersebut relevan dengan meningkatnya ketegangan antarumat beragama di berbagai negara.

"Konflik di Gaza, serta naiknya sentimen anti-Islam dan anti-Semit di banyak tempat, bisa menciptakan dampak sosial, politik, ekonomi, bahkan keamanan yang berbahaya," kata Dino.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement