Jumat 03 Oct 2025 10:13 WIB

IHSG Dibuka Menguat ke 8.099, Pasar Abaikan Shutdown AS

Investor tetap optimistis meski Amerika Serikat alami penutupan pemerintahan.

Petugas kebersihan beraktivitas di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat pada senin pagi dibuka melemah 210,39 poin atau 2,69 persen ke posisi 7.620,10. Sedangkan pada penutupan IHSG masih berada zona merah ke posisi 7.736,06 atau ditutup merosot 1,21 persen dari level 7.830,49.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas kebersihan beraktivitas di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat pada senin pagi dibuka melemah 210,39 poin atau 2,69 persen ke posisi 7.620,10. Sedangkan pada penutupan IHSG masih berada zona merah ke posisi 7.736,06 atau ditutup merosot 1,21 persen dari level 7.830,49.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (3/10/2025) bergerak menguat seiring pelaku pasar cenderung mengabaikan shutdown (penutupan) pemerintah Amerika Serikat (AS). IHSG dibuka menguat 28,57 poin atau 0,35 persen ke posisi 8.099,65.Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,05 poin atau 0,26 persen ke posisi 785,34.

"IHSG berpotensi sideways (mendatar) di level 8.050- 8.100,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Dari mancanegara, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan bahwa PDB AS dapat terdampak akibat shutdown (penutupan). “Semakin lama berlangsung, semakin besar pukulan bagi kinerja ekonomi,” ujar Bessent.

Shutdown pemerintah AS diperkirakan setidaknya berlanjut hingga tiga hari, mengingat Senat libur memperingati Yom Kippur pada Kamis (2/10), dan baru akan kembali bersidang Jumat (3/10).

Selain itu, shutdown pemerintah AS juga memicu ‘blackout’ data ekonomi. Laporan ketenagakerjaan non-farm payrolls (NFP) September 2025 yang seharusnya dirilis Jumat (3/10), dipastikan batal karena aktivitas Departemen Tenaga Kerja dihentikan.

Shutdown pemerintah AS dipicu oleh kegagalan kesepakatan anggaran antara Partai Demokrat dan Partai Republik di dalam kongres.

Di sisi lain, The Fed diperkirakan tetap akan mengumumkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Oktober 2025, setelah data ADP pada Rabu (1/10), menunjukkan penurunan jumlah tenaga kerja sektor swasta.

Dari dalam negeri, DPR RI mengesahkan revisi keempat Undang Undang (UU) BUMN yang mengubah status Kementerian BUMN menjadi Badan Pengaturan BUMN (BP BUMN).

Revisi mencakup 84 pasal dengan poin penting, diantaranya penataan kepemilikan dan komposisi saham holding, larangan rangkap jabatan, penguatan transparansi lewat BPK, pengisian komisaris dengan profesional, kesetaraan gender, serta mekanisme peralihan kepegawaian dari Kementerian ke BP BUMN.

Pada perdagangan Kamis (2/10), bursa saham Eropa ditutup mayoritas menguat, diantaranya Euro Stoxx 50 menguat 1,13 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,20 persen, indeks DAX Jerman menguat 1,28 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 1,13 persen.

Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup menguat pada perdagangan Kamis (02/10), diantaranya Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 79,05 poin atau 0,17 persen ke level 46.520,19, indeks S&P 500 menguat 0,06 persen ke level 6.715,38, indeks Nasdaq Composite menguat 0,39 persen ke level 24.892,76.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 736,77 poin atau 1,62 persen ke 45.682,00, indeks Shanghai menguat 20,25 poin atau 0,52 persen ke 3.882,78, indeks Hang Seng melemah 218,68 poin atau 0,64 persen ke 27.069,50, dan indeks Strait Times melemah 16,19 poin atau 0,36 persen ke 4.379,39.

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement