REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Di kuartal pertama tahun 2015, Trend Micro mencatat kembalinya beragam ancaman keamanan siber model lama.
Menurut Andreas Kagawa, Country Manager Trend Micro Indonesia, kembalinya kerentanan ancaman siber model lama menjadi bukti bahwa para penjahat siber mulai mengincar kendornya kewaspadaan mereka dalam menerapkan kemananan dan perlindungan.
"Malware lama masih eksis, antara lain Bad Ads dan Zero Days yang masuk melalui iklan online, ini gaya lama tetapi tepa harus berhati-hati," kata dia dalam temu media, di Jakarta, Rabu.
Bad Ads merupakan malware yang masuk masuk melalui iklan, sedangkan Zero Days merupakan hari pertama ketika malware menyerang.
Lebih lanjut, para peniliti Trend Micro berhasil mengungkap adanya eksploitasi zero-day yang menarget software dengan memanfaatkan iklan online atau yang dikenal dengan istilah malvertisements.
Mengerikannya, pola eksploitasi tersebut bahkan tidak perlu lagi mengelabui korban untuk mengunjungi atau berinteraksi dengan situs-situs berbahaya agar dapat menginfeksi mereka.
Di kuartal ini, tercatat pula ancaman-ancaman terkait malvertisements, di antaranya adalah Superfish, yakni bloatware prainstal di laptop yang punya kemampuan untuk mengubah hasil pencarian (yang ditampilkan dalam bentuk gambar) berdasarkan riwayat penjelajahan yang diakukan oleh pengguna.
Tidak saja perilakunya menyerupai adware, bloatware jenis ini juga memberi peluang pada penjahat siber untuk mengintip komunikasi yang seharusnya aman dari hal semacam ini.
Kemunculan adware juga memuncaki daftar ancaman-ancaman mobile yang berhasil dicatat Trend Micro, dengan lebih dari lima juta ancaman Android terjadi, hampir mendekati angka prediksi yakni sebanyak total delapan juta ancaman mobile hingga akhir 2015.