Kamis 22 Oct 2015 07:26 WIB

'Augmented Reality' Efektif Bantu Pengembangan Pelaku UKM

Penggunaan teknologi Augmented Reality (ilustrasi)
Foto: http://static.dezeen.com
Penggunaan teknologi Augmented Reality (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) terus berkembang di dunia. Produknya yang interaktif membuat teknologi ini cocok digunakan di segala tipe bisnis.

Namun sayangnya penggunaan Augmented Reality di Indonesia belum terlalu besar. Salah satu penyebab adalah masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi yang telah diaopsi dan gencar dikembangkan oleh Google, Facebook, Apple, Microsoft dan raksasa-raksasa teknologi dunia lainnya ini.

Augmented Reality atau yang juga dikenal dengan nama realitas tertambah, dikutip dari wikipedia adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam satu lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda mayat tersebut dalam waktu nyata.

Melihat masih besarnya peluangan pengembangan teknologi AR di Indonesia, Kurniawan Chandra Rahardja, CEO PT Interaktif Indonesia Pratama, perusahaan yang mengembangkan AR di Indonesia mengatakan, teknologi ini dapat membantu pengusaha, termasuk pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia yang jumlahnya cukup banyak.

Penggunaan teknologi ini mampu mengemas semua material marketing dengan cara interaktif, efisien dan efektif.

"Misalnya brosur yang jadi lebih interaktif. Klien atau calon pelanggan tinggal mengarahkan smartphone ke brosur yang ada, maka akan muncul tampilan interaktif tentang segala hal mengenai company profile, tokoh, dokumen juga video," kata dia.

Bahkan AR juga dapat terkoneksi dengan 360 virtual tour business yang membuat pelanggan seolah merasakan langsung pengalaman terhadap produk yang ditawarkan.

"Saat ini lebih banyak penggunaanya di industri properti. Jadi kita akan bisa melihat secara 3D seperti apa setiap sudut bangunan yang ditawarkan," ujar Kurniawan.

Memilih teknologi ini, lanjut Kurniawan juga tidak selalu mahal. Karena itu ia berharap pelaku UKM di Indonesia bisa mengakses teknologi ini, tidak selalu perusahaan-perusahaan skala besar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement