REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Terapi untuk penyandang autis sekarang bisa menggunakan robot. Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya), You Natan, membuat karya tugas akhir berupa robot untuk terapi anak penyandang autis.
Robot yang diberi nama SPARK tersebut bisa membantu anak penyandang autis dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. SPARK merupakan kepanjangan dari Special Autism Robot for Kids.
Robot SPARK berbentuk setengah badan. Kepala robot berbentuk layar yang menampilkan wajah yang bisa menampilkan ekspresi tertentu. SPARK memiliki dua tangan yang dibungkus kain seperti lengan baju. Tujuannya agar anak yang melakukan terapi tidak bersentuhan langsung dengan kabel.
Cara kerja robot ini dikendalikan dengan ponsel pintar (smartphone). Terapis bisa membuat gerakan tertentu pada robot agar ditiru oleh penyandang autis. Gerakan tersebut antara lain menggangguk, menggeleng, mengangkat tangan, melambaikan tangan, tepuk tangan, makan, minum, dan tidur.
Mahasiswa jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Ubaya tersebut kemudian berkolaborasi dengan mahasiswa Magister Psikologi Fakultas Psikologi Ubaya, Michelle Angelia Siswanto. Menurut Michelle, anak penyandang autis memiliki kondisi yang sulit dalam kemampuan sosial dengan sesama. Mereka seolah menikmati dunia yang diciptakan sendiri. Namun, anak penyandang autis punya ketertarikan terhadap teknologi.
SPARK menerapkan empat metode terapi, yakni Imitation, Joint Attention, Face Recognition, Dan Vocalization. Pada metode Imitation, SPARK akan menjadi model bagi anak penyandang autis untuk mengajarkan delapan gerakan yang telah disebutkan. Di metode Joint Attention, SPARK akan mengajarkan anak fokus pada objek.