REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra, mengatakan, meski sudah dua tahun merugi, dirinya optimistis bisnis fintech dompet digital (e-wallet) yang dijalankan dapat meraup profit dan berkelanjutan. Menurutnya, e-wallet masih menjadi lahan yang subur.
"Kalau bicara bisnis, ini kan kayak kita nanam tanaman, ini kan lahan yang sangat subur, untuk kemudian dari situ OVO dan juga yang lain seperti Gopay, Dana, bisa menjadi bisnis yang very sustainable dan very profitable ke depan," ujar Karaniya saat ditemui di sela-sela acara “Top 20 Financial Institution 2019” yang digelar The Finance, di Jakarta, Rabu (11/12).
Kendati demikian, Karaniya menolak menyebutkan kapan perusahaan bisa mulai balik modal dan mendapatkan keuntungan. Menurutnya, saat ini adalah masa digitalisasi gelombang ketiga, yang memang pasar harus diedukasi dulu dan diperlukan pemasaran yang masif.
"Karena ini kan "new gain" ya. Dengan proses edukasi dan marketing kita yang sangat masif itu, kita bisa jangkau 115 juta device dan 87 juta users," kata Karaniya.
Sementara itu, terkait rencana pelepasan saham oleh Lippo selaku investor utama OVO, Karaniya menuturkan, Lippo sebagai pendiri OVO wajar melakukan fund raising agar perusahaan dapat terus bertumbuh. Menurutnya, investasi memang dibutuhkan dalam jumlah besar.
"Nah karena akselerasinya cepat tentu kita butuh investment dalam jumlah yang cukup besar. Nah dalam hal itu ada yang jual saham lama, ada juga dengan menerbitka saham baru, ada yang ikut top up, ada juga yang gak sehingga dengan demikian di semua technology company, saham founder itu akan lebih kecil dari sebelumnya," ujar Karaniya.
Namun, ia menolak menyebutkan siapa investor yang akan menyuntikkan dana kepada OVO. Ia hanya memastikan investor tersebut sangat dipercaya dan memiliki rekam jejak panjang di dunia investasi teknologi.
"Saya bicara investor dengan skala yang besar ya," ujarnya.
Sejak 2017 mendapatkan lisensi uang elektronik, OVO telah aktif memberikan promosi diskon dan cash back untuk menjaring pengguna. OVO disebut-sebut menjadi penantang Gopay di pasar uang elektronik.