Senin 13 Nov 2017 13:40 WIB

Ketika Matematika Dijadikan Sarana Membangun Peradaban

Sebanyak 28 guru yang berasal dari berbagai daerah seperti, Jabodetabek, Kebumen, Ciamis, Boyolali, Sukabumi, Bandung, Probolinggo, dan Banjarmasin mengikuti pelatihan MNR.
Foto: kpm
Sebanyak 28 guru yang berasal dari berbagai daerah seperti, Jabodetabek, Kebumen, Ciamis, Boyolali, Sukabumi, Bandung, Probolinggo, dan Banjarmasin mengikuti pelatihan MNR.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 28 guru yang berasal dari berbagai daerah seperti, Jabodetabek, Kebumen, Ciamis, Boyolali, Sukabumi, Bandung, Probolinggo, dan Banjarmasin hadir ke Padepokan Amir Syahrudin, Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Bogor. Mereka mengikuti kegiatan Pelatihan Metodologi Matematika Nalaria Realistik (MNR) yang dihelat pada tanggal 7-10 November 2017.

Acara yang digelar selama 4 hari 3 malam ini menyajikan materi-materi diantaranya Cara Berpikir Suprarasional, Cara Menjadi Guru Hebat dan Berkah, Metodologi Pembelajaran Matematika Nalaria Realistik (MNR), Berhitung Matematika Metode Kotak-Kotak , dan Strategi Pengembangan Komunitas Indonesia Ikhlas di Bidang Pendidikan.

Cara Berpikir Suprarasional Merambah ke Filipina

Yohanes S.H. Prabowo, salah satu peserta asal Probolinggo mengakatan mendapatkan pengalaman luar biasa saat bisa hadir di acara KPM. Pria kelahiran Banyuwangi 38 tahun silam ini menambahkan di zaman seperti ini, dia hampir kesulitan menemukan komunitas yang mendasari sikap hidupnya di atas landasan keikhlasan. Dalam agenda pelatihan ini, dia tak hanya belajar ilmu tentang matematika, namun banyak mendapatkan ilmu tentang makna kehidupan.

Pelatihan MNR ini didasari manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, sejak lahir sampai meninggal. Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan harapan guru dapat mendidiknya menjadi manusia yang dapat berkembang optimal.

Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa peran guru. Selain menumbuhkembangkan potensi siswa, diharapkan sosok guru dapat menjadi garda terdepan dalam perbaikan kualitas sumber daya manusia untuk masa yang akan datang.

Hal berbeda dikemukakan peserta asal Boyolali, Yekti Arianik. “Saya hadir ke Bogor karena mendapat cerita menarik dan mengesankan dari teman saya yang juga ikut pelatihan MNR angkatan sebelumnya. Saya merasa bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini. Banyak hal bermanfaat yang saya dapatkan dari kegiatan pelatihan MNR. Hal ini semakin memotivasi saya untuk mengamalkan dan menyebarkan ilmu tentang Sistem Metode Seikhlasnya (SMS) dan Matematika Nalaria Realistik (MNR) di tempat tinggal saya nanti," kata dia.

Di sela-sela menjadi pelatih tim nasional pada Olimpiade Matematika Internasional di Davao, Filipina. Presiden Direktur KPM, Raden Ridwan Hasan Saputra, dalam rekaman suaranya menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas kehadiran dan dedikasi yang diberikan para peserta.

Dia berpesan agar para guru sebagai pendidik dapat menerapkan cara berpikir supra rasional. Karena dengan menggunakan cara berpikir ini akan menjadikan manusia memperoleh kebahagiaan jiwa dan raga dalam mengarungi hidup yang penuh dengan ketidakpastian. Selain dengan cara tersebut, Ridwan HS berharap agar ilmu yang sudah diterima dapat diaplikasikan dan disebarkan ke masyarakat umum. Semoga hal ini menjadi bekal hidup yang Insyaallah akan membawa hidup kita menjadi lebih berkah," kata Ridwan HS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement