Senin 04 Feb 2013 12:43 WIB

Kematian Aaron Swartz dan Nasib Gerilya 'Open Access' (1)

Rep: Siwi Tri Puji/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Aaron Swartz
Foto: AP PHOTO
Aaron Swartz

REPUBLIKA.CO.ID, Informasi adalah kekuasaan. Tapi seperti juga kekuasaan, ada orang yang ingin menyimpannya hanya untuk diri mereka sendiri. Begitu tulis Aaron Swartz dalam artikel “Manifesto”  pada tahun 2008

"Dia dibunuh oleh pemerintah," gumam Robert Swartz tak henti-henti, di tengah kerumunan pelayat, dengan suara bergetar dan  tercekat. Buah hatinya sekaligus penulis "Manifesto", Aaron, terbujur tak bernyawa di peti mati. Penemu RSS dan mengggiat open source dan  open access, serta salah satu pendiri situs Reddit ini tewas gantung diri di apartemennya, awal bulan ini.

Swartz, seorang aktivis internet, dirudung depresi terkait kasus hukum yang membelitnya. Ia sebelumnya meretas server institut teknologi ternama, Massachusetts Institute of Technology, dan mencuri jutaan artikel serta jurnal yang semestinya hanya bisa diakses dengan membayar. Atas nama akses terbuka terhadap  informasi yang diperlukan publik, ia menggansir data berbayar.

Pecandu internet sejak usia belia ini bukan anak bawang di jagat maya. Ia mendapat banyak pujian sebagai pencipta format web feed RSS 1.0, yang dia kerjakan saat berusia 14 tahun. RSS, kependekan dari Rich Site Summary, adalah format berbagi pengiriman kepada pengguna isi dari laman yang berubah terus, seperti blog dan laman berita.

Bertahun-tahun setelahnya, dia menjadi buah bibir karena membantu menyediakan segunung informasi maya secara gratis bagi masyarakat umum, termasuk 19 juta halaman dokumen pengadilan federal yang selama ini hanya bias diakses dengan membayar. 

 “Seluruh warisan budaya dan ilmu pengetahuan dunia yang disiarkan selama berabad-abad di dalam buku dan jurnal, makin sering didigitalkan dan dikunci oleh segelintir perusahaan swasta. Cuma mereka yang dibutakan oleh kerakusan yang menolak membolehkan orang lain untuk menyalinnya.” bunyi pernyataan Aaron yang juga tertuang di Manifesto

 

Keyakinan bahwa informasi wajib  dibagi dan tersedia bagi semua orang memicunya mendirikan kelompok nirlaba DemandProgress yang kemudian berhasil melancarkan aksi menghalangi golnya rancangan undang-undang Stop Online Piracy Act (SOPA) pada tahun 2011 oleh Parlemen AS.

Rancangan yang ditarik di tengah tekanan masyarakat itu semestinya mengizinkan pengadilan memerintahkan pencegahan akses ke jejaring tertentu yang dipandang melibatkan kegiatan berbagi hak intelektual secara tidak sah. Meski tak langsung disebut, jelas orang-orang seperti Swartz dan para penggiat keterbukaan informasi maya adalah  sasaran tembak utama UU ini. (bersambung)

Kematian Aaron Swartz dan Nasib Gerilya 'Open Access' (2)

Kematian Aaron Swartz dan Nasib Gerilya 'Open Access' (3)

Kematian Aaron Swartz dan Nasib Gerilya 'Open Access (4-habis)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement