REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diduga 35 persen follower alias orang yang mengikuti kicauan akun Twitter milik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), @SBYudhoyono adalah palsu.
''Akun Twitter resmi Presiden SBY, @SBYudhoyono, memiliki 2,7 juta follower. Dari hasil tilikan tim peneliti, hanya 36 persen atau sekitar 972 ribu pengikut @SBYudhoyono yang aktif. Sisanya, sebesar 29 persen pengikutnya adalah akun pasif dan 35 persen diduga akun palsu,'' kata peneliti Prapancha Research Cindy Herlinmarta kepada Republika di Jakarta, Ahad (14/7).
Tidak hanya akun @SBYudhoyono yang diduga pengikutnya banyak palsu, sebagian politisi Indonesia lainnya juga diduga memiliki 'pengikut palsu' di Twitter. Akun Menkominfo Tifatul Sembiring, yang dikenal aktif ber-Twitter, diduga memiliki 34 persen pengikut palsu. Sisanya 43 persen tidak aktif, dan hanya 23 persen yang aktif.
Sementara itu, follower @hattarajasa (Hatta Rajasa) 35 persen juga diduga palsu, 39 persen tidak aktif, 26 persen aktif. Pengikut @prabowo08 (Prabowo Subianto), 34 persen diduga palsu, 40 persen tidak aktif, 26 persen aktif, lalu pengikut @aburizalbakrie (Abu Rizal Bakrie) 27 persen diduga palsu, 42 persen tidak aktif, 31 persen aktif.
''Akun palsu biasanya tidak memiliki pengikut dan memiliki satu-dua kicauan 'rekayasa' atautidak pernah berkicau sama sekali. Sedangkan akun pasif ialah akun dengan pengikut nyata, namun tidak pernah berkicau (tidak aktif),'' ujar Cindy.
Saat ini, praktik jual-beli akun palsu memang sangat marak. Diungkapkan Cindy, sejauh pantauan tim peneliti, harga jual yang ditawarkan penyedia jasa pengikut palsu merentang dari Rp 10–100 per follower. Dengan merogoh kocek Rp 50 ribu, misalnya, Anda bisa memperoleh 1.000 pengikut hanya dalam waktu 24 jam.
Namun, tentu saja akun-akun ini 'tidak memiliki kehidupan'. Akun palsu rata-rata tidak memiliki pengikut, tidak atau hanya sedikit berkicau, sehingga cukup mudah diidentifikasi.