REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran media sosial memungkinkan sebuah konten menjadi viral alias menyebar dengan cepat dan menjadi populer. Teks, foto, atau video unik akan menarik perhatian warganet sehingga mereka tidak ragu membagikan ulang konten.
Twitter Indonesia mengulas topik tersebut pada acara #LIFEonTwitter di TCC Batavia Tower One, Jakarta, Kamis (26/9). Salah satu sesi, "Kupas Tuntas Viralitas di Twitter", menghadirkan dua pengguna Twitter yang statusnya sering menjadi viral.
Salah satunya adalah Andi Hiyat, pemilik akun @andihiyat. Pria yang bergabung di Twitter sejak Oktober 2012 itu sudah memiliki satu juta pengikut. Pada keterangan biografi akun, dia menulis, "Malu bercanda sesat di jalan".
Andi memang terkenal dengan status-status bernuansa galau, tetapi penuh humor menggelitik. Tidak heran pengguna Twitter selalu menantikan cicitannya dan mengutipnya. Meski begitu, Andi tidak merasa punya formula khusus membuat konten viral.
Dia sekadar menganggap Twitter sebagai tempat berkeluh-kesah. Menurut Andi, hal paling penting adalah kejujuran dan rasa humor. "Banyak orang nggak mau kalau cerita ngenes-nya diketahui orang, kalau aku sih ceritain aja," katanya santai.
Mengetahui apa yang sedang ramai dibicarakan juga menjadi hal penting. Misalnya, saat warganet heboh membincangkan cerita misteri "KKN di Desa Penari", Andi menyambar kesempatan itu dengan mengunggah status kocak.
"Cerita horor paling serem. KKN. Kenalan, Ketemuan, Ngilang," tulisnya di Twitter pada Agustus 2019. Saat muncul tren, ucap Andi, harus berpikir cepat sebelum ada warganet lain yang menyuarakan cicitan serupa.
Narasumber lain, pengguna Twitter Victor Kamang, pernah mengalami pengalaman menegangkan akibat konten viral. Kejadian itu dialami Victor saat menyindir salah satu politikus yang tersandung kasus korupsi lewat sebuah foto.
Victor menyunting foto tiang listrik sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Dia mencantumkan ucapan semoga lekas sembuh. Tak lama kemudian, dia mendapat peringatan dari sebuah instansi untuk segera menghapus foto tersebut.
Akan tetapi, Victor bergeming dan tidak menghilangkan foto yang sudah terlanjur viral. Dia memegang pendirian bahwa kritik perlu dilakukan publik, asalkan tidak menyenggol isu sensitif seperti suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
"Twitter tempat saya mengomentari apa saja, tidak ada strategi viral. Tetapi di status sepanjang 280 karakter, aturan paling utama adalah jangan menyinggung. Tetap ada hal-hal yang tidak bisa dibercandain," kata pemilik akun @vctrkmng itu.