Kamis 23 Feb 2017 12:55 WIB

Masker Nanas Mahasiswa UII Raih Penghargaan Internasional

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah warga mengenakan masker medis (Ilustrasi)
Sejumlah warga mengenakan masker medis (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menorehkan prestasi di ajang internasional. Kali ini, dua mahasiswa UII yang beranggotakan Muhammad Hamzah Fansuri (Teknik Mesin) dan Rosnalia Widyan (Kimia), berhasil meraih Gold Medal, Special Award dari Kroasia sekaligus the Best Award pada ajang Malaysia Technology Expo 2017 di Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur Malaysia.

Dengan bimbingan dari Asmanto Subagyo, mereka mampu bersaing dengan peneliti-peneliti dari berbagai negara seperti Malaysia, Iran, Kroasia, Vietnam, dan Taiwan. Rosnalia menyampaikan, kegiatan yang diselenggarakan oleh Malaysian Association of Research Scientists (MARS) ini didukung oleh beberapa kementerian. Di antaranya Ministry of Science Technology and Innovation, Ministry of Higher Learning Malaysia, Ministry of Education, dan International Trade and Industry.

“Ada 335 tim mengikuti ajang ini. Jumlah ini terbagi dalam tiga klaster yakni kategori untuk junior, youth dan ketegori yang diikuti oleh para dosen,” ujar Rosnalia, Kamis (23/2). Ia menuturkan, MTE 2017 merupakan salah satu event besar di Malaysia yang digelar setiap tahun.

Event ini juga menjadi ajang para investor mencari ilmuan dan teknologi hasil penelitian yang bisa dikomersilkan. Timnya pun sempat diwawancarai dan ditawari kerja sama oleh salah satu investor yang hadir.

Rosalina dan Muhammad Hamzah sendiri membuat produk 'Masker Nanas' (Masnas) dengan bahan utamanya terbuat dari serat daun nanas. Adapun proses pembuatannya dimulai dari pemilahan daun nanas. Kemudian daun nanas diambil seratnya, lalu diproses sampai memperoleh serat yang benar-benar halus. Setelahnya di buat benang dan dijadikan kain, kemudian baru dijadikan masker. "Tujuan awal dari penelitian yang mereka lakukan adalah membuat masker kesehatan," ujarnya.

Artinya, tidak hanya membuat masker biasa, tetapi ada proses imobilisasi pada permukaan maskernya dengan karbon aktif yang tujuannya untuk mengadsorpsi polutan. Selain itu, di dalamnya mereka juga menggunakan logam titanium yang berfungsi untuk membunuh bakteri.

“Masnas ini merupakan inovasi baru yang berfungsi sebagai isolator panas dan dapat mengurangi panas. Nanas sendiri dibuat dengan mengekstraksi menggunakan dekotikator untuk mendapatkan serat, yang kemudian di proses menjadi kain untuk membuat Masnas,” papar Rosalina.

Pada event MARS, Masnas pun diuji kualitas. Masnas sendiri sudah mengantongi dua nomor paten, yakni paten metode dan juga paten produk. “Dua berkas paten kami bawa dan satu lagi proposal bisnis plan, dan hal ini menjadi poin penting penilaian oleh dewan juri,” ujarnya.

Adapun penelitian Masnas telah dilakukan sejak Oktober 2016 sampai Januari 2017. Hasil penelitian ini telah menjalani uji kelayakan di Laboratorium Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UII. Rosalina dan Muhammad Hamzah berharap, penelitiannya bisa terus dikembangkan untuk menghasilkan produk yang lebih baik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement