Sabtu 15 Dec 2018 20:23 WIB

Ilmuwan Visualisasikan Kegiatan Matahari 400 Tahun Terakhir

Aktivitas matahari mempengaruhi bumi dalam banyak hal.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: AP/NASA
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Dalam upaya lebih memahami masa lalu, saat ini, dan masa depan matahari, peneliti Kolombia dan Spanyol membuat visualisasi pengamatan matahari 400 tahun terakhir. Pengamatan ini direkam oleh peneliti tersebut.

Seperti yang disiarkan di Fox News, Sabtu (15/12), matahari adalah benda angkasa yang berputar dengan banyak hal yang terjadi. Selain kejadian tunggal seperti lidah api, matahari mengalami berbagai siklus yang berlangsung bertahun-tahun.

Aktivitas-aktivitas yang terjadi di matahari mempengaruhi bumi dalam banyak hal. “Ini soal perwakilan data historis sehingga orang dapat dengan mudah membuat penilaian yang dapat dipercaya, dapat membuat pernyataan yang kuat, dan harus berhati-hati tentang membuat pernyataan kuat,” kata penulis utama dan seorang peneliti di Southwest Research Institute di San Antonio, Andres Munoz-Jaramillo.

Pekan ini, data dari pesawat ruang angkasa Voyager 2 mengonfirmasi mereka kelur dari heliosfer atau lingkup pengaruh radiasi matahari yang mengelilingi tata surya. Heliosfer terdiri dari medan magnet matahari dan partikel-partikel yang ditimbulkan, serta melindungi planet-planet di dalamnya dari radiasi kosmik.

Sebuah studi baru mengungkapkan siklus matahari yang teratur, sekitar 11 tahun, meninggalkan dampak pada tubuh dalam lingkup pengaruhnya. Selama periode siklus tenang, yang dikenal sebagai minimum surya, lapisan atmosfer terluar bumi dapat menyusut. Pada gilirannya dapat menyebabkan sampah antariksa tidak hilang dan menimbulkan ancaman bagi pesawat ruang angkasa yang sedang mengorbit.

Selama matahari berlawanan musim, yang disebut matahari maksimum, jumlah bintik matahari dan lidah api meningkat. Hal itu menghasilkan badai matahari yang kuat serta dapat mengganggu sistem komunikasi, juga pemadaman listrik.

“Matahari memiliki musim seperti bumi dalam arti tertentu, dimana Anda memiliki periode banyak aktivitas dan sangat sedikit aktivitas. Ini disebut iklim ruang,” ujar Munoz-Jaramillo.

Sisi lain, mengamati matahari adalah praktik manusia kuno. Tapi pengamatan berabad-abad yang lalu tidak persis seperti yang diambil hari ini.

Untuk mengimbangi itu, tim merampingkan data untuk mendapatkan gambaran lebih jelas bagaimana matahari bergerak melalui siklusnya. “Ketika Anda mencoba memahami apa yang telah dilakukan matahari selama 400 tahun terakhir, Anda harus mulai menggunakan gambar. Karena orang-orang tidak mengerti apa yang mereka lihat,” katanya.

Visualisasi ini menunjukkan di mana peneliti masa depan harus berhati-hati dalam membuat kesimpulan. Satu set pengamatan yang masih membingungkan para ilmuwan berasal dari periode aktivitas matahari rendah yang berlangsung 70 tahun dari 1645-1715 Maunder Minimum. Maunder Minimum adalah pola dasar potensial untuk sebuah fenomena yang disebut minimum besar.

Pengamatan ini kurang dapat diandalkan daripada infromasi tentang matahari, membuat titik-titik evolusi lebih sulit untuk dihubungkan. Munoz-Jaramillo berharap pekerjaan mereka membuat semua data jauh lenbih mudah diakses bagi seseorang mempelajari variabilitas matahari jangka panjang.

photo

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement