Senin 14 Jan 2019 12:02 WIB

Menumbuhkan Sayuran di Angkasa Bukan Hal Mustahil

Ilmuwan menumbuhkan selada di lingkungan yang diciptakan mirip luar angkasa.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Selada yang tumbuh di lingkungan yang diciptakan mirip di luar angkasa.
Foto: Silje Wolff/Norwegian University of Science and Technology
Selada yang tumbuh di lingkungan yang diciptakan mirip di luar angkasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siaran pers Norwegian University of Science and Technology (NTNU) mengatakan setelah adanya keberhasilan penanaman selada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2015, kacang bisa menjadi tanaman berikutnya untuk ditanam di luar angkasa pada 2021. Bahan untuk salad lainnya juga dapat dibudidayakan di luar angkasa.

Sayuran akan memberikan nutrisi kepada kosmonaut dan wisatawan intergalaksi yang mereka butuhkan untuk hidup di planet lain. “Impian setiap astronaut adalah bisa makan makanan segar seperti stroberi, tomat ceri, atau apa pun yang benar-benar beraroma. Suatu hari itu pasti akan mungkin terjadi," kata seorang fisiolog tanaman Silje Wolff dari Centre for Interdisciplinary Research in Space (CIRIS) di NTNU dalam siaran pers.

Dia membayangkan rumah kaca dengan beberapa varietas sayuran. Dilansir di Geek, Ahad (13/1), Wolff baru saja menyelesaikan percobaannya membudidayakan selada di lingkungan seperti luar angkasa. Selada ditanam di tanah buatan yang berasal dari batu lava dan ditempatkan di perkebunan berteknologi tinggi yang memantau nutrisi masing-masing tanaman. Tujuan dari percobaan ini agar setiap kepala selada tumbuh dalam air yang dilengkapi dengan nutrisi tanaman.

Saat mengamati tanaman di ruang pertumbuhan yang diatur iklim, Wolff memperhatikan selada paling banyak menggunakan nitrogen sebagai nutrisi. Wolff lebih lanjut mempelajari bagaimana dosis nutrisi yang berbeda mempengaruhi asupan air setiap tanaman.

“Kami menemukan tanaman dapat 'mencium' jumlah nutrisi yang tersedia bagi mereka. Ketika konsentrasi nitrogen sangat rendah, tanaman akan menyerap lebih banyak air dan dengan demikian lebih banyak nitrogen hingga mencapai tingkat optimal,” kata Wolff.

Dia menjelaskan tanaman memiliki mekanisme yang aktif ketika tingkat nitrogen memadai. Kemudian menyesuaikan penyerapan nitrogen dan air ke bawah.

Langkah selanjutnya dari penelitian Wolff adalah menumbuhkan kacang di ruang angkasa dan menganalisis bagaimana tidak adanya gravitasi dapat memengaruhi kemampuan tanaman menyerap nutrisi dan mengangkut air. Meskipun tidak ada gravitasi, tidak dapat disimulasikan di laboratorium di Bumi, kacang akan ditempatkan di mesin sentrifugal untuk tumbuh seperti di ruang angkasa. Mesin ini kemudian akan berputar agar menciptakan tingkat gravitasi untuk kacang-kacangan.

"Seni mendapatkan sesuatu untuk tumbuh di ruang angkasa dapat ditransfer ke planet kita," kata Wolff.

Hal itu adalah bagaimana dia membuat pengaturan yang menghasilkan kondisi gayaberat mikro di stasiun ruang angkasa dan gaya 1-g yang ada di bumi. Wolff juga mengatakan mungkin harus menunggu beberapa tahun untuk menanam kacang-kacangan dan sayuran lain di luar angkasa. Namun, setelah semua berhasil pasti akan menyenangkan melihat tanaman tumbuh di luar bumi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement