Ahad 03 Nov 2019 22:24 WIB

Ilmuan China Kembangkan Robot Mikro

Robot mikro disebut bisa dipakai untuk mengerjakan pekerjaan yang rumit.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nora Azizah
Pekerja robot. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Pekerja robot. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim peneliti dari China mulai mengembangkan teknologi robot mikro. Alhasil, pekerjaan yang rumit ke depannya, dimungkinkan akan menjadi lebih mudah dan murahuntuk dikerjakan.

Berdasarkan sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Small, tim di laboratorium Robotika di Shenyang, provinsi timur laut Liaoning, secara efektif telah mengubah gelembung gas dalam air menjadi robot yang dapat beroperasi pada skala terkecil dengan akurasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga

Tim yang dipimpin oleh Dai Liquo itu, dalam prosesnya telah menciptakan bot gelembung dengan sinar laser yang dikontrol dengan tepat. Lebih lanjut, gelembung yang lebarnya hanya beberapa mikrometer itu jugamampu melakukan tugas di lingkungan yang kaya air.

"Robot gelembung mikro ... dapat berguna untuk transplantasi jaringan, obat regeneratif, dan penelitian biologi lainnya," kata para peneliti di surat kabar tersebut seperti dilansir SCMP, Ahad (3/11).

Pengembangan teknologi itu ditujukan untuk mengatasi tantangan benda kecil di laboratorium. Di mana, sebelumnya penanganan itu hanya bisa ditangani oleh teknisi dengan jarum dan menbutuhkan waktu berjam-jam melalui mikroskop.

Bahkan, menurut para peneliti itu, walaupun ditangani oleh teknisi dan peneliti ahli dengan alat dasar jarumtersebut, peluang kerusakan sample cukup tinggi. Oleh sebab itu, kurang efisiennya alat penelitian menjadi salah satu alasan pertumbuhan kloning dan jaringan buatan yang lambat, mahal bahkan rentan terhadap kegagalan.

photo
Robot menggantikan manusia (ilustrasi).

Dengan adanya terobosan dari teknologi tersebut, para ilmuan berharap agar bot gelembung yang mereka kembangkan bisa mengatasi keterbatasan untuk melakukan operasi yang rumit. Terlebih jika memang membutuhkan kombinasi sempurna dari suhu, waktu atau jenis lensa laser.

Pada dasarnya, gelembung itu dibentuk oleh suhu tinggi yang dihasilkan oleh laser, dengan menggunakan sinar untuk menentukan ukurannya. Lebih lanjut, ketika sinar itu mulai bergerak, gelembung akan tercipta setelahnya.

Namun demikian, saat ini untuk memindahkan gelembung masih menjadi tantangan lain bagi para peneliti. Sebab, kestabilannya hanya berlangsung beberapa menit dan masih membatasi waktu yang harus digunakan untuk memanipulasi ataupun merakit kebutuhan mikro lainnya.

Untuk mendukung hal tersebut, para ilmuan juga mulai mengembangkan model untuk memprediksi sifat fisik dan perilaku dari gelembung. Misalnya, dengan menggunakan bot gelembung, tim tersebut akan mampu mendorong blok bangunan jaringan buatan, ataupun membuat potongan datar berdiri tegak, selain dari menyatukan potongan-potongan berbentuk seperti puzzle jigsaw.

Namun, tetap saja masih ada hal yang harus dilakukan untuk melakukan perbaikannya, terlebih sebelum teknologi tersebut siap untuk diaplikasikan secaraluas.

"Manipulasi tiga dimensi tidak selalu berhasil setiap kali ... semakin besar ukuran (objek) semakin rendah tingkat keberhasilannya, (dan) semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk manipulasi yang berhasil," tulis para peneliti.

Terpisah, He Rong, profesor di sekolah mikroelektronika di Universitas Shanghai Jiaotong, mengatakan, teknologi yang dikembangkan oleh tim Dai sangat inovatif dan sangat menantang. Pasalnya, tidak banyak laboratorium yang bisa mengulangi atau mengikuti pekerjaan tersebut.

“Itu membutuhkan sistem laser canggih dan peralatan canggih yang lainnya, dan mereka semua harus bekerja bersama dengan baik,”katanya.

Namun demikian, Rong beranggapan bahwa potensi tersebut akan sangat berguna di masa depan, meski saat ini masih dalam tahap pertumbuhan. Dia juga mengatakan bahwa penelitian itu bisa digunakan di daerah yang melibatkan manipulasi mikroskopis.

“Seperti kloning dan organ buatan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement