Ahad 16 Feb 2020 15:16 WIB

Mengenal Cesium 137, Serpihan Radioaktif yang Cemari Serpong

Cesium 137 digunakan untuk banyak hal, tapi bahaya jika terpapar dalam jumlah besar.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Reaktor nuklir, ilustrasi
Reaktor nuklir, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Area perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan terpapar radiasi radioaktif. Radioaktif yang terdeteksi berupa Cesium 137.

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) memastikan air tanah di sekitar wilayah terpapar radiasi di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, tidak terkontaminasi radioaktif.

Baca Juga

"Terkait dengan air tanah, sudah dilakukan pengukuran dan dipastikan air tanah di sekitar wilayah terpapar radiasi dalam kondisi tidak terkontaminasi," ujar Sekretaris Utama BAPETEN, Hendiyanto, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (16/2l) .

Apa itu Cesium 137?

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) atau CDC menjelaskan Cs-137 dihasilkan dari fisi nuklir atau pembelahan inti nuklir untuk menciptakan sejumlah energi. Cs-137 biasanya digunakan dalam jumlah kecil untuk kalibrasi peralatan pendeteksi radiasi.

Dalam jumlah yang lebih besar, Cs-137 digunakan dalam perangkat terapi radiasi medis untuk mengobati kanker. Material ini dapat digunakan di bidang industri sebagai pengukur yang mendeteksi aliran cairan melalui pipa.

Pada perangkat industri lainnya dapat berfungsi untuk mengukur ketebalan bahan, seperti kertas, film fotografi, atau lembaran logam. Selama ini, Cs-137 juga dikenal sebagai salah satu produk sampingan dari proses fisi nuklir di reaktor nuklir dan pengujian senjata nuklir.

Sejumlah kecil Cs-137 dapat ditemukan di lingkungan dari tes senjata nuklir yang terjadi pada 1950-an dan 1960-an dan dari kecelakaan reaktor nuklir.

Kecelakaan pembangkit listrik Chernobyl pada 1986 di Uni Soviet membuat Cs-137 tersebar ke banyak negara di Eropa. Bentuk dari Cs-137 adalah bubuk kristal, bukan bentuk cair murni karena mudah terikat dengan klorida.

Sejumlah kecil Cs-137 dimasukkan ke dalam disk, batang, dan biji Lucite. Sumber Cs-137 yang lebih besar tertutup dalam wadah timah, seperti tabung panjang yang ditutup di setiap ujungnya atau wadah logam bundar kecil.

Jika  wadah timbal Cs-137 dibuka, zat di dalamnya tampak seperti bubuk putih dan dapat bercahaya. Cs-137 yang tersebar akibat adanya insiden di reaktor nuklir, hingga ledakan bom atom tidak dapat dilihat dan akan hadir dalam bentuk berupa debu, serta serpihan kecil dari puing-puing yang berjatuhan.

Orang-orang yang dapat terpapar Cs-137 setiap hari adalah seperti mereka yang ada di lingkungan pengujian senjata nuklir ada 1950 hingga 1960-an.

Bagaimana jika terpapar Cs-137?

Cs-137 berbahaya dalam jumlah besar, terkonsentrasi yang ditemukan di unit terapi radiasi dan alat pengukur industri. Sumber-sumber dalam perangkat tersebut dirancang untuk tetap tersegel dan menjaga orang-orang terhindar dari paparan. Namun, jika tabung ini sengaja atau tidak sengaja dibuka, bagian dalam Cs-137 bisa tersebar.

Paparan eksternal Cs-137 dalam jumlah besar dapat menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, dan bahkan kematian. Paparan Cs 137 juga dapat meningkatkan risiko kanker karena paparan radiasi gamma berenergi tinggi.

Paparan internal Cs-137, melalui konsumsi atau inhalasi, memungkinkan bahan radioaktif untuk didistribusikan di jaringan lunak, terutama jaringan otot, mengekspos jaringan ini ke partikel beta dan radiasi gamma, serta meningkatkan risiko kanker.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement