REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Ahli paleontologi Virginia Tech berhasil membuat sebuah penemuan luar biasa di Cina. Dia menemukan fosil mikro rumput laut hijau yang berusia 1 miliar tahun.
Penemuan ini dapat dikaitkan dengan leluhur tanaman dan pohon yang ada di daratan paling awal dan diketahui pertama kali dikembangkan 450 juta tahun lalu.
Rumput laut mikro-fosil suatu bentuk ganggang yang dikenal sebagai Proterocladus antiquus dan hampir tidak terlihat oleh mata telanjang. Dengan panjang dua milimeter atau kira-kira seukuran kutu, fosil ini menjadi rumput laut hijau tertua yang pernah ditemukan. Tumbuhan ini pada awalnya berasal dari daerah daratan kering, dekat Dalian, kota di Provinsi Liaoning, utara Cina.
Sebelumnya, catatan mengenai fosil rumput hijau ditemukan di batuan yang berumur sekitar 800 juta tahun. Dalam studi terbaru yang dipimpin oleh Shuhai Xiao dan QIng Tang dari Departemen Geosains, bagian dari Virginia Tech College of Science, hasil penelitian dirilis di Nature Ecology & Evolution.
“Fosil baru ini menunjukkan bahwa rumput laut hijau adalah pemain penting di lautan, jauh sebelum keturunan mereka, tanaman di darat bergerak dan mengambil kendali atas tanah kering,” ujar Xiao dilansir Science Daily, Selasa (25/2).
Menurut Xiao, seluruh biosfer sangat bergantung pada tanaman dan ganggang untuk makanan serta oksigen. Namun, tanaman darat tidak berevolusi hingga sekitar 450 juta tahun lalu.
"Studi kami menunjukkan bahwa rumput laut hijau berevolusi paling lambat 1 miliar tahun yang lalu, mendorong kembali catatan rumput laut hijau sekitar 200 juta tahun,” jelas Xiao.
Lalu, apakah jenis rumput laut apa yang memasok makanan ke ekosistem laut? Xiao mengatakan hipotesis saat ini adalah bahwa tanaman darat, seperti pohon, rumput, tanaman pangan, semak-semak, bahkan kudzu berevolusi dari rumput laut hijau, yang merupakan tanaman air.
Melalui waktu geologis, jutaan demi jutaan tahun, tumbuhan ini pindah dari air dan menjadi terbiasa dan subur di tanah kering, yang menjadi lingkungan alami baru mereka. Fosil-fosil ini terkait dengan nenek moyang semua tanaman tanah modern yang kita lihat hingga hari ini.
Namun, Xiao mengatakan bahwa tidak semua ahli geobiologi berada di langkah yang sama. Perdebatan mengenai asal usul tanaman hijau masih terjadi.
“Tidak semua orang setuju dengan kami. Beberapa ilmuwan berpikir bahwa tanaman hijau dimulai di sungai dan danau, menaklukkan lautan, hingga daratan kemudian,” tambah Xiao.
Ada tiga jenis utama rumput laut yaitu coklat (Phaeophyceae), hijau (Chlorophyta), dan merah (Rhodophyta), serta ribuan spesies dari setiap jenis. Fosil rumput laut merah, yang sekarang umum di dasar laut, telah berusia 1,047 miliar tahun.
Xiao mengatakan ada beberapa rumput laut hijau modern yang terlihat sangat mirip dengan fosil yang peneliti temukan. Sekelompok rumput laut hijau modern, yang dikenal sebagai siphonocladaleans, sangat mirip dalam bentuk dan ukurannya dengan fosil yang tim mereka temukan.
Tumbuhan fotosintetik, tentu saja, penting bagi keseimbangan ekologis planet ini karena mereka menghasilkan karbon dan oksigen organik melalui fotosintesis, dan menyediakan makanan dan dasar perlindungan bagi mamalia, ikan, dan banyak lagi yang tak terhitung jumlahnya. Namun, sejak 2 miliar tahun yang lalu, Bumi sama sekali tidak memiliki tanaman hijau di lautan.
Sementara itu, Tang menemukan fosil mikro rumput laut menggunakan mikroskop elektronik. Agar lebih mudah melihat fosil, minyak mineral diteteskan ke fosil untuk menciptakan kontras yang kuat.
"Rumput laut ini menampilkan banyak cabang, pertumbuhan yang tegak, dan sel-sel khusus yang dikenal sebagai akinetes yang sangat umum dalam fosil jenis ini," jelas Tang.
Secara keseluruhan, fitur-fitur ini sangat menunjukkan bahwa fosil tersebut adalah rumput laut hijau dengan multiseluleritas kompleks yang berusia sekitar 1 miliar tahun. Ini kemungkinan merupakan fosil rumput laut hijau paling awal.
Singkatnya, penelitian memberi petunjuk bahwa tanaman hijau yang dapat dilihat hingga hari ini dapat ditelusuri kembali ke setidaknya satu miliar tahun.
Menurut Xiao dan Tang, rumput laut kecil yang pernah hidup di lautan dangkal, mati, dan kemudian menjadi matang di bawah tumpukan sedimen tebal, melestarikan bentuk organik rumput laut sebagai fosil.
Berjuta tahun kemudian, endapan itu kemudian terangkat keluar dari lautan dan menjadi tanah kering tempat fosil-fosil itu diambil oleh Xiao dan timnya. Termasuk para ilmuwan dari Institut Geologi dan Paleontologi Nanjing di Cina.