Jumat 28 Feb 2020 01:39 WIB

Menristek Dorong Indonesia Mandiri Obat dan Alkes

95 persen alat kesehatan dan obat nasional masih menggunakan bahan baku impor.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mendorong kemandirian kesehatan dan obat nasional. Ia menegaskan dalam upaya meningkatkan inovasi mesti terjalin sinergi yang positif dengan triple helix yang mencakup akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah.

Untuk meningkatkan pemanfaatan hasil inovasi khususnya di bidang kesehatan dan obat, pemerintah melalui Kemenristek/BRIN mengeluarkan instrumen kebijakan dengan progam pendanaan komersialisasi produk inovasi sampai tahap uji klinis. Pemerintah juga mendorong peningkatan dukungan dalam bentuk program dan anggaran kepada para komunitas penelitian dan pengembangan yang memiliki produk inovasi.

Bambang mengungkapkan, saat ini 90-95 persen alat kesehatan dan obat nasional masih menggunakan bahan baku impor. Ia menyebut kebutuhan impor secara bertahap harus diturunkan dengan membangun kemandirian Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).

Kemandirian obat nasional dapat dibangun dengan mengembangkan dan memanfaatkan biodiversitas yang dimiliki Indonesia, sehingga mengurangi ketergantungan pasokan bahan baku impor. Ia mengatakan pada tahap awal, mungkin bisa berpikir bagaimana menguasai pasar obat dalam negeri.

"Dan bisa mengurangi angka signifikan dari 90 ke 70 persen saja sudah prestasi luar biasa. Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri,” kata Bambang, dalam keterangannya, Kamis (27/2).

Terkait dengan sinergi triple helix, sering ditemui kendala keterlambatan dan pertumbuhan industri khususnya pada bidang alat kesehatan. Oleh sebab itu, diharapkan Kemenristek/BRIN mendorong komunikasi serta saling bertukar informasi antara pemangku kepentingan yang terkait dalam bidang obat-obatan dan alat kesehatan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement