REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Besar Teknologi Energi (BP2TE) BPPT dan United Nations Development Programme (UNDP) tengah mengembangkan potensi angin sebagai energi potensial melalui proyek Wind Hybrid Power Generation (WHyPgen) Market Development Initiatives.
Penanggung jawab nasional proyek WHyPgen Soeripno Martosaputro, di LAPAN, Rumpin, Tanggerang Selatan, Rabu mengatakan, proyek pengembangan energi angin sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Baru tersebut lewat hibah dari Global Environment Facility (GEF).
Dia menambahkan, total anggaran sekitar 2,3 juta dolar AS dan bisa menghasilkan sekitar 18,8 GWh atau Giga Watt hour atau sama dengan 400 ribu megawatt per hari.
"Hingga 2030, peranan Bahan Bakar Minyak (BBM) masih cukup besar. Sebanyak 36 persen kebutuhan energi final nasional bergantung pada BBM yang sayangnya, semakin menipis. Kondisi tersebut mendorong pemerintah untuk sungguh-sungguh mengembangkan energi dari sumber energi baru dan terbarukan sebagai energi alternatif yang lebih ramah lingkungan," katanya.