REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sumatera Barat memiliki potensi mengembangkan ekonomi hijau, kata akademisi dari Program Studi Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand) Padang Dr Mahdi.
"Dari segi produksi, Sumbar memiliki banyak sumber daya alam yang dapat menjadi modal untuk mengembangkan sumber energi terbarukan. Ini merupakan salah satu prinsip dari ekonomi hijau," katanya di Padang, Rabu.
Beberapa sumber daya alam tersebut berasal panas bumi atau geothermal, surya, hingga energi dari tenaga gelombang, katanya.
Untuk panas bumi, katanya, saat ini di wilayah Sumbar memiliki banyak titik yang bisa menjadi sumber energi geothermal.
Dengan topografi yang terdiri atas banyak gunung berapi yang masih aktif tentunya dapat memperbesar peluang Sumbar menghasilkan sumber energi terbarukan panas bumi, ujarnya.
Sumber energi terbarukan panas bumi ini bisa menjadi faktor penunjang ekonomi hijau karena persediaannya tidak terbatas dan mengurangi emisi lingkungan.
Secara ekonomi juga, katanya lebih lanjut, akan menguntungkan karena akan lebih mengurangi pembiayaan produksi dan teknologinya lebih murah.
"Hal yang sama juga berlaku untuk tenaga surya, selain juga tidak menghasilkan emisi karbon dan dalam produksi hanya memakan biaya yang lebih murah ketimbang tenaga diesel," terangnya.
Namun begitu, imbuhnya, belum banyaknya yang memanfaatkan tenaga surya ini serta masih rumitnya pelaksanaan secara teknologi menyulitkan dalam pengembangannya.
Khusus untuk tenaga gelombang, katanya, Sumbar memiliki potensi besar untuk menghasilkan energi yang ramah lingkungan, karena memiliki pantai dan wilayah laut dengan ombak yang besar.
"Masyarakat yang hidup di sekitar pantai ini tentunya akan mendapat keuntungan jika mencoba memanfaatkan tenaga gelombang ini sebagai sumber energi listrik," ujarnya.
Menurut dia, jika dihitung biayanya tidak akan lebih besar dari pembangkit listrik yang memanfaatkan energi dari batu bara.
Lebih lanjut, kata Mahdi, potensi lain yang dimiliki Sumbar ialah banyaknya sungai dengan arus yang cukup deras. Dalam hal ini, Sumbar dapat mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro lebih intensif.
"Meskipun saat ini sudah bermunculan, dalam produksinya belum optimal dalam menghasilkan energi listrik," imbuhnya.
Berdasarkan contoh tersebut, sambungnya, saat ini sumber daya tersebut belum termanfaatkan secara maksimal.
"Butuh upaya ekstra dari para pemangku kebijakan untuk mewujudkan hal ini. Selain itu dukungan secara politik akan lebih menentukan arah kebijakan ekonomi hijau ini di Sumbar," ujarnya.