Rabu 07 May 2014 22:46 WIB

Terkait Pengelolaan Hutan, Indonesia Bisa Contoh Korea

Red: Yudha Manggala P Putra
Kehutanan - ilustrasi
Kehutanan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- ASEAN-Republik of Korea Forestry Cooperation (AFoCO) menilai upaya rehabilitasi dan pengelolaan hutan yang dilakukan Indonesia dan negara-negara ASEAN bisa mencontoh Republik Korea.

Direktur Eksekutif AFoCO, Hadisusanto Pasaribu di Jakarta, Rabu (7/5), mengatakan berbekal semangat saemaul undong, negeri ginseng itu berhasil mengubah bentang alamnya yang gersang di tahun 1950-an menjadi hijau sekaligus mendongkrak perekonomiannya.

Menurut dia, semangat saemaul undong mengajak masyarakat di pedesaan untuk rajin, mandiri, dan bekerjasama untuk mencapai kesejahteraan, termasuk melakukan rehabilitasi lahan kritis.

"Sukses Korea yang berhasil merehabilitasi negaranya dalam 30 tahun bisa menjadi inspirasi untuk Indonesia dan negara ASEAN lainnya," katanya.

Saemaul undong, tambahnya, diperkenalkan oleh Presiden Korea Park Chung Hee tahun 1972 yang mana saat itu negara itu termasuk negara yang lebih miskin dari Indonesia, namun hasilnya, kini Korea bahkan termasuk salah satu negara paling maju di dunia.

"Yang terpenting adalah kepemimpinan untuk mengajak komunitas maju. Termasuk dalam pemanfaatan lahan yang tadinya kritis dan terlantar bisa dimanfatkan untuk kesejahteraan," kata Hadi.

Menurut pusat penelitian kehutanan internasional (Cifor), pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN saat ini termasuk yang paling bagus, sayangnya sebagian besar dilakukan dengan mengorbankan sumber daya alam, termasuk hutan.

Setiap bulan Asia Tenggara kehilangan wilayah hutan yang luasnya setara tiga kali luas kota Jakarta. Namun seiring dengan menipisnya modal alam, kuatnya dampak perubahan iklim, dan pertambahan populasi, berbagai negara kini mulai mencari upaya alternatif.

Menurut Hadi, untuk menularkan semangat saemaul undong pihaknya memfasilitasi berbagai kegiatan penguatan kapasitas SDM dan kelembagaan komunitas pedesaan.

AFoCo juga membangun Landmark Program di negara-negara cekungan Sungai Mekong seperti Laos, Kamboja, dan Myanmar untuk meningkatkan kualitas SDM . "Kami juga akan mengirim 10 doktor dan 20 master untuk belajar penguatan komunitas di Korea," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement