Rabu 27 Sep 2017 11:40 WIB

Fintech Amartha Bidik Perempuan Miskin Pedesaan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nidia Zuraya
Subrinah, salah seorang mitra Amartha.
Foto: amartha
Subrinah, salah seorang mitra Amartha.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perusahaan financial technology (fintech) Amartha, fokus memberikan pembiayaan untuk perempuan miskin di pedesaan. Menurut Brand Manager Amartha, Lydia Maria Kusnadi, sebanyak 70 persen dari 27,7 juta jiwa penduduk miskin Indonesia adalah perempuan dan umumnya tinggal di daerah sub urban.

Selain itu, tak sedikit di antara mereka yang menjalankan usaha mikro, tapi kesulitan mempertahankan apalagi memperbesar skala usaha karena terkendala permodalan dan belum bankable. "Kalaupun ada sumber pembiayaan tradisional, umumnya memberatkan karena suku bunga yang besar. Jadi kami fokus memberikan pembiayaan ke perempuan," ujar Lydia dalam siaran persnya, Rabu (27/9).

Lydia mengatakan, jangankan meningkatkan skala usaha, untuk menjaga keberlanjutan usaha pun perempuan sering mengalami kesulitan. "Banyak diantara mereka yang akhirnya gulung tikar karena kurangnya atau sulitnya mengakses permodalan," katanya.

Padahal, kata Lydia, jika diberikan kesempatan untuk mengakses pembiayaan dengan kolateral dan suku bunga terjangkau, bukan hanya bisa mempertahankan usaha, mereka juga bisa meningkatkan skala usaha. Akhirnya, tentu akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan keluarga.

Di sisi lain, menurut Lidya, saat ini semakin banyak masyarakat perkotaan yang tertarik untuk menginvestasikan uangnya. Namun, tidak sedikit diantara mereka yang hanya memiliki dana terbatas untuk diinvestasikan.

"Kami menghubungkan kedua kelompok masyarakat ini, antara perempuan pelaku usaha mikro di pedesaan dan investor di perkotaan," katanya.

Amartha yang merupakan layanan financial technology (fintech) peer to peer (P2P) lending, menurut dia, hanya mengkhususkan penyaluran pembiayaan mikro bagi debitur perempuan pedesaan yang sudah menikah dan unbankble. Itu tidak terlepas dari sistem group lending yang mereka gunakan.

Hingga saat ini, kata dia, Amartha sudah menyalurkan sekitar Rp 107 miliar pembiayaan bagi 41.428 pelaku usaha mikro di lebih dari 500 desa di Indonesia. Dalam satu bulan terakhir ada 8.616 mitra usaha yang terdanai dengan non performing loan (NPL) nol persen.

Pinjaman yang ditawarkan, kata dia, mulai dari Rp 1 juta. Akan tetapi, mayoritas pelaku usah mikro meminjam Rp 3 juta dengan tenor 50 minggu. Hampir seluruh debitur, 99,47 persen. membayar kredit tepat waktu. "Sebagian besar debitur adalah pelaku usaha mikro di sektor perdagangan," katanya.

Investor, kata dia, bisa menanamkan investasi mulai dari Rp 3 juta dengan imbal sampai 17,5 persen per tahun. Saat ini Amartha sudah memiliki 15.000 investor yang bukan hanya berasal dari Indonesia, tapi juga ada yang berasal dari Eropa dan Singapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement