Selasa 06 Feb 2018 21:30 WIB

KAHMI: Indonesia Mutlak Berdaulat Secara Ekonomi

KAHMI akan mengambil peran strategis menciptakan wirausaha yang tangguh.

Red: Bayu Hermawan
Ketua Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPKA Kamrussamad sedang menjelaskan peta mengenai Skema Redistribusi Pengabdian KAHMI disela acara Munas ke X Korps Alumsi KAHMI kepada wartawan, di Medan, Kamis (16/11).
Foto: Darmawan / Republika
Ketua Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPKA Kamrussamad sedang menjelaskan peta mengenai Skema Redistribusi Pengabdian KAHMI disela acara Munas ke X Korps Alumsi KAHMI kepada wartawan, di Medan, Kamis (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seminar Nasional Milad Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) ke-71 yang digelar di Aceh mendorong generasi muda mengembangkan kewirausahaan (entrepreuner). KAHMI akan mengambil peran strategis menciptakan wirausaha yang tangguh.

"Indonesia mutlak berdaulat secara ekonomi sehingga spirit kewirausahaan menjadi penting dikembangkan pada kalangan generasi muda," kata Ketua Himpunan Pengusaha Kahmi (HIPKA) Kamrussamad di Jakarta Selasa.

Kamrussamad menyatakan semangat HIPKA melahirkan wirausahawan mencakup insan akademis, pencipta, pengabdi bernafaskan Islam dan entrepreneur. Kamrussamad mengakui arah perjuangan Kahmi berubah dari orientasi politik menjadi entrepreneur karena tuntutan pertumbuhan global.

Kamrussamad menegaskan Kahmi harus mengambil peran strategis menciptakan wirausaha yang tangguh dan mandiri pada pembangunan ekonomi nasional dan global. Indonesia diungkapkan Kamrussamad telah menyiapkan strategi pertumbuhan ekonomi tinggi menuju negara berpendapatan tinggi pada 2035.

"PDB Indonesia juga ditargetkan menjadi keempat terbesar di dunia, hal itu membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas termasuk kuat dari sisi kewirausahaan," ujar Kamrussamad.

Selama ini, dia menyebutkan Kahmi berperan kepada negara dengan menempatkan sumber daya manusia sebagai ilmuwan, akademisi, birokrat pemerintah dan politikus.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذَا كُنْتَ فِيْهِمْ فَاَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلٰوةَ فَلْتَقُمْ طَاۤىِٕفَةٌ مِّنْهُمْ مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُوْٓا اَسْلِحَتَهُمْ ۗ فَاِذَا سَجَدُوْا فَلْيَكُوْنُوْا مِنْ وَّرَاۤىِٕكُمْۖ وَلْتَأْتِ طَاۤىِٕفَةٌ اُخْرٰى لَمْ يُصَلُّوْا فَلْيُصَلُّوْا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوْا حِذْرَهُمْ وَاَسْلِحَتَهُمْ ۗ وَدَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ تَغْفُلُوْنَ عَنْ اَسْلِحَتِكُمْ وَاَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيْلُوْنَ عَلَيْكُمْ مَّيْلَةً وَّاحِدَةً ۗوَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اِنْ كَانَ بِكُمْ اَذًى مِّنْ مَّطَرٍ اَوْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَنْ تَضَعُوْٓا اَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوْا حِذْرَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ اَعَدَّ لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابًا مُّهِيْنًا
Dan apabila engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata mereka, kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang lain yang belum salat, lalu mereka salat denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir ingin agar kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu sekaligus. Dan tidak mengapa kamu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat suatu kesusahan karena hujan atau karena kamu sakit, dan bersiap siagalah kamu. Sungguh, Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.

(QS. An-Nisa' ayat 102)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement