Kamis 14 Mar 2019 07:00 WIB

OUR EYES, Solusi Strategis Hadapi Kelompok Radikal di ASEAN

OUR EYES dipandang dapat menjadi solusi strategis yang rasional dan efisien.

Red: Gita Amanda
Kemhan tawarkan strategi OUR EYES untuk bantu tangkal kelompok radikal.
Foto: Kemhan
Kemhan tawarkan strategi OUR EYES untuk bantu tangkal kelompok radikal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Asia Tenggara (ASEAN) sedang menghadapi ancaman nyata serangan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), seperti di Filipina. Oleh karena itu kerja sama OUR EYES dipandang dapat menjadi solusi strategis yang rasional dan efisien.

Diranstra Ditjen Strahan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsma TNI Adityawarman mengatakan, kekalahan ISIS di sejumlah wilayah di Timur Tengah menyebabkan banyak militan kembali ke kawasan Asia Tenggara. Ini terlihat banyaknya kelompok lokal yang kembali muncul.

Baca Juga

Sebut saja kelompok Abu Sayyaf di Filipina, Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Indonesia, Kelompok Jemaah Salafiyah Patani di Thailand, Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM) di Malaysia. Kemudian ada pula kelompok Arakan Rohingya Nationalist Organization (ARNO) dan Rohingya Solidarity Organization (RSO) di Myanmar dan Bangladesh serta kelompok Jemaah Islamiyah (JI) menjadi ancaman nyata di kawasan ini. 

photo
Kemhan tawarkan strategi OUR EYES untuk bantu tangkal kelompok radikal.

Adityawarman mengatakan, inisiatif OUR EYES telah mendapat sambutan baik di setiap pertemuan. Bukan hanya pertemuan dalam negeri tapi juga luar negeri.

OUR EYES merupakan inisiatif dari Menhan RI Ryamizard Ryacudu, saat diselenggarakannya forum pertemuan 11 menteri pertahanan ASEAN di Filipina, Oktober 2017 lalu. Pada kesempatan pertemuan itu Menhan RI, Bapak Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa stabilitas kawasan harus terus dijaga agar dapat dijadikan contoh bagi negara-negara di seluruh dunia.

Untuk itu ia menelurkan inisiatif OUR EYES. Tujuan dari kerja sama ini, menurut Adityawarman, adalah untuk melakukan konsultasi keamanan antarnegara anggota dan pertukaran informasi yang digunakan secara bersama-sama sebagai bagian dari cegah dini dan deteksi dini, serta dapat digunakan untuk menghadapi ancaman.

"Pembaharuan informasi strategis melalui pertukaran informasi yang cepat, tepat, akurat, dan real time diakui dapat membantu dalam memprediksi suatu situasi dan pengambilan keputusan untuk menanggulangi terorisme dan radikalisme," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (26/2).

Berbeda dengan pertukaran informasi di level taktis dan operasional, Asityawarman mengatakan, mekanisme pengolahan informasi OUR EYES akan melibatkan kerja sama dengan badan-badan intelijen di negara ini guna mendapatkan informasi yang akurat dan lebih komprehensif. Data-data masukan akan diolah oleh tim analis dari Kementerian Pertahanan guna menjadi masukan kepada Menteri Pertahanan.

"Konsep pertukaran informasi strategis ini memiliki mekanisme satu pintu, yaitu hanya disampaikan di antara para Menhan negara anggota ASEAN," katanya.

Seluruh negara anggota ASEAN menyambut baik forum ini untuk segera dibentuk dan beroperasional. Australia dan Amerika Serikat sebagai negara mitra ASEAN bahkan menyatakan kesediaan untuk memberikan bantuan apabila dibutuhkan dan menawarkan diri untuk ikut bergabung.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الْمَلَاِ مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰىۘ اِذْ قَالُوْا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ اَلَّا تُقَاتِلُوْا ۗ قَالُوْا وَمَا لَنَآ اَلَّا نُقَاتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَدْاُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَاَبْنَاۤىِٕنَا ۗ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالظّٰلِمِيْنَ
Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 246)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement