Selasa 26 Mar 2019 19:52 WIB

DTKJ Yakin Warga Jakarta akan Beralih ke MRT

peralihan pengunaan kendaraan pribadi ke MRT ini masih harus didukung faktor lain

Rep: Agata Eta/ Red: Esthi Maharani
Petugas mengecek data penumpang yang akan menaiki kereta MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Petugas mengecek data penumpang yang akan menaiki kereta MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Selasa (26/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) optimis masyarakat akan beralih dari kendaraan pribadi ke Moda Raya Transportasi (MRT). Apalagi harga tiket MRT telah ditetapkan sebesar Rp 8.500,00.

Ketua DKTJ Iskandar Abubakar mengatakan tarif MRT tersebut termasuk murah dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. "Angka Rp 8.500 itu berarti  delapan persen dari UMR sehingga cukup rendah," kata Iskandar, Selasa (26/3).

Meski demikian, peralihan pengunaan kendaraan pribadi ke MRT ini masih harus didukung oleh faktor lain. Misalnya rekayasa lalu lintas hingga peraturan ganjil genap.

"Harus dilihat juga rute yang padat dan juga jalan yang dilalui MRT bisa dipertimbangkan untuk dikenakan aturan ganjil genap. Jadi saya kira kalau mau cepat sampai kantor warga akan lebih memilih MRT," jelas Iskandar.

Selain peralihan kendaraan bermotor, Iskandar juga memperkirakan adanya peralihan  penumpang Transjakarta ke MRT. Iskandar menyebut hal ini dapat terjadi di wilayah CSW yang dilalui koridor 13 Transjakarta dengan rute Ciledug-Kuningan.

"Walau di CSW integrasi masih kurang tapi saya kira akan ada peralihan dari pengguna Transjakarta ke MRT," jelasnya.

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta telah menetapkan tarif MRT sebesar Rp8.500,00 per orang pada Senin (26/3). Tarif ini lebih rendah dibandingkan tarif usulan pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang sebesar Rp 10.000,00. Rencananya tarif ini mulai berlaku pada 1 April mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement