Kamis 03 Oct 2019 11:06 WIB

Fadel Incar Posisi Ketua MPR

Kursi ketua MPR tak hanya jadi incaran partai.

Rep: Ali Mansur/ Red: Muhammad Hafil
Fadel Muhammad
Foto: Republika
Fadel Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kursi ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Itidak hanya menjadi incaran para elite partai yang ada di parlemen. Senator asal Gorontalo, Fadel Muhammad juga ingin menjadi Ketua MPR RI periode 2019-2024. Ia berhasrat untuk membesarkan dan menguatkan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

"Kita harus memilih pimpinan MPR dari fraksi dengan jumlah yang terbesar. Saya akan memperjuangan dari DPD menjadi ketua MPR RI, sehingga perjuangan kita lebih mudah," ujar Fadel, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (2/10).

Baca Juga

Demi mewujudkan hasratnya, Fadel akan melakukan pertemuan dengan partai politik yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Sehingga ia mendapatkan dukungan dari mereka untuk melenggang ke pucuk pimpinan MPR RI. Rencananya, pagi ini Fadel sudah harus bertemu, setidaknya empat fraksi.

"Harus sudah ketemu dengan empat partai untuk membicarakan. Untuk sementara, saya jangan sebut partainya. Terus lebih siang lagi mungkin kita akan ke partai besar," tutur Fadel.

Namun kegigihan Fadel untuk mendapatkan kursi ketua MPR RI disinyalir sangat tidak mudah. Fadel harus bersaing dengan partai besar, Gerindra dan Partai Golkar juga mengincar kursi Ketua MPR tersebut. Bahkan Golkar yang digadang-gadang mengajukan nama Bambang Soesatyo (Bamsoet) sudah mendapatkan dukungan dari PDIP, PPP, dan Nasdem.

Sebelumnya, Fadel terpilih menjadi Pimpinan MPR dari unsur DPD RI dalam Rapat Kelompok DPD RI. Fadel mengalahkan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, Yorrys Raweyai, dan Dedi Iskandar Batubara dalam sistem voting. Fadel memperoleh 59 suara, GKR Hemas mendapatkan 46 suara, Yorrys mengumpulkan 16 suara, dan Dedi cuma mendulang 5 suara. 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ
dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya.

(QS. An-Nisa' ayat 157)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement